Selasa, 16 Juli 2019

Efektifitas Pemberian Serbuk Jahe (Zingiber Officinale)Terhadap Tingkatan Mual Muntah Pada Ibu Hamil



Efektifitas Pemberian Serbuk Jahe (Zingiber Officinale)Terhadap Tingkatan Mual Muntah Pada Ibu Hamil
Finta Isti Kundarti, Dwi Estuning Rahayu, Reni Utami
Poltekes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Kediri.


DISUSUN
O
L
E
H

                            Lilis Suryani                            17150044

PRODI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN 2018/2019


     
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirant Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Efektifitas Pemberian Serbuk Jahe (Zingiber Officinale) Terhadap Tingkatan Mual Muntah Pada Ibu Hamil. Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas matakuliah pelayanan kebidanan komplementer.
Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi maupun penulisannya. Namun, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dan membantu menambah pengetahuan serta pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya bisa menjadi lebih baik.

 Penyusun                  


Yogyakarta, 21 September 2018
    
 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG.
Kehamilan merupakan mata rantai yang bekesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi, spermatozoa, ovum, konsepsi, pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010). Periode antepartum dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga mulainya persalinan. Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester. Trimester pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester kedua pada minggu ke-13 hingga ke-27 (15 minggu), dan trimester ketiga pada minggu ke-28 hingga ke-40 (13 minggu) (Varney, 2007).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang umum dialami oleh 50 % wanita hamil, dan biasanya paling parah pada trimester I kehamilan. Muntah terjadi ketika pusat muntah dimedula atau zona pemicu kemoreseptor yang terletak di dinding lateral ventrikel ke empat yang terstimulasi. Etiologi muntah belum terbukti, namun menurut perkiraan, kondisi ini dapat disebabkan oleh kadar HCG sirkulasi. Gejala muntah akan semakin parah pada kehamilan mola atau kehamilan kembar. Sebagian wanita hamil gejala tersebut lebih sering muncul pada saat bangun tidur, sehingga kerap sering disebut morning sickness. Sebagian yang lain, gejala mual muntah terus berlanjut sepanjang hari (Holmes, 2011).
Usaha untuk mengurangi gejalanya bisa dengan makanan atau minuman yang mengandung jahe. Jahe yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil bisa dalam berbagai bentuk seperti teh jahe, minuman jahe, permen atau biskuit. Ibu hamil yang mengalami efek samping sakit kepala, mulas atau diare setelah mengkonsumsi jahe sebaiknya dihentikan (Bararah, 2011). Studi awal menunjukkan bahwa jahe mungkin aman dan efektif untuk mual dan muntah semasa kehamilan bila digunakan sesuai dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu yang singkat (Mikail, 2012).
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Kediri tahun 2012 kasus hiperemesis gravidarum sebanyak 59 orang. Data yang diperoleh peneliti dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri tahun 2012 didapatkan K1 di Puskesmas Wonorejo sebanyak 656 orang. Studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Wonorejo didapatkan jumlah K1 pada bulan Januari-Maret 2013 sebanyak 155 orang. Jumlah K1 pada bulan Februari 2013 sebanyak 59 orang dari 9 desa. Jumlah kunjungan ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu selama bulan Februari 2013 sebanyak 44 orang dari 9 desa. Jumlah ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu yang mengalami mual muntah sebanyak 26 orang. Berdasarkan data diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang efektifitas pemberian serbuk jahe (Zingiber Officinale)terhadap tingkatan mual muntah pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian serbukjahe (Zingiber Officinale)terhadap tingkatan mual muntah pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.     Apa pengertian morning sickness ?
2.    Bagaimana cara mengatasi morning sickness pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu?
1.3. TUJUAN
1.    Untuk mengetahui pengertian morning sickness.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi morning sickness pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu .



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian morning sickness.
Mual muntah merupakan keluhan yang begitu sering muncul dan dapat bervariasi dari mual ringan saat bangun tidur hingga muntah terus menerus. Mual muntah lebih sering terjadi pada saat perut kosong biasanya pada pagi hari. Morning sickness biasanya dimulai pada bulan pertama kehamilan dan berlanjut sampai minggu ke-14 sampai ke-16 (Matthews A, 2010). Penyebabnya belum diketahui secara pasti mungkin bisa disebabkan karena kelelahan, berpergian atau beberapa makanan dapat membuat masalah lebih buruk. Mual dalam kehamilan yang terjadi lebih buruk bisa disebabkan karena kehamilan yang ganda atau lebih (Smith, Melanie N, 2012).
Kriteria                 Kelompok perlakuan                          Kelompok perlakuan
                       Sebelum                   Sesudah                 Sebelum                   Sesudah
Mual muntah ringan
1
5
3
2
Mual muntah sedang
9
7
8
9
Mual muntah berat
2
0
1
1
Total
12
12
12
12

Berdasarkan dari data diatas dapat dijelaskan bahwa pada kelompok yang diberi serbuk jahe terdapat peningkatan mual muntah ringan yang awalnya hanya 1 responden (8,3%) menjadi 5 responden (41,7%), mual muntah berat yang sebelumnya 2 orang (16,7%) menjadi 0 orang (0%) karena berkurang menjadi mual muntah sedang. Responden pada kelompok yang tidak diberi serbuk jahe mengalami peningkatan terjadinya mual muntah sedang yang semula 8 orang menjadi 9 orang karena terjadi perubahan mual muntah ringan ke mual muntah sedang oleh 1 responden.
Berdasarkan tabel diatas untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sebelum dan sesudah diberi serbuk jahe diuji dengan menggunakan Wilcoxon Matched Pairs Test yaitu diperoleh P value 0,33 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya ada pengaruh pemberian serbuk jahe terhadap penurunan mual muntah pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu di Wilayah  Kerja Puskesmas Wonorejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
1.      Penurunan derajat mual muntah pada ibu hamil usia 0-16 minggu pada kelompok perlakuan.
Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 12 responden pada kelompok yang diberi serbuk jahe mengalami penurunan mual mual muntah yakni terjadi peningkatan jumlah responden pada mual muntah ringan sebanyak 1 orang (8,3%) menjadi 5 orang (41,7%), terjadi penurunan mual muntah sedang dan berat yaitu pada mual muntah sedang dari 9 responden (75%) menjadi 7 responden (58,3%) dan mual muntah berat dari 2 responden (16,7%) menjadi responden.
Sebagian ibu hamil merasakan bahwa mual muntah merupakan hal wajar terjadi saat kehamilan. Sebagian lagi menyatakan bahwa mual muntah merupakan suatu ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitasnya sehingga ibu sering beristirahat. Hal ini sejalan dengan teori diatas bahwa terdapat 1 responden yang harus berhenti bekerja dikarenakan mual muntah berat. 2 responden lagi yakni ibu rumah tangga mengalami mual muntah berat sehingga ibu tidak dapat melakukan aktivitas apapun. Mual muntah pada skala berat ini bisa timbul kapan saja tanpa ada faktor pemicu sehingga ibu merasa sangat terganggu. Sedangkan faktor pemicu mual muntah yang paling sering dialami oleh responden ialah reflek gags yakni reflek muntah yang terjadi pada saat ibu menggosok gigi. Refleks gags ini merangsang otak dan saluran gastrointestinal untuk menimbulkan mual muntah. Disarankan pada ibu hamil untuk menghindari menggosok gigi langsung setelah makan agar tidak terjadi mual muntah.Secara keseluruhan, hasil penelitian dalam studi yang berbeda meresepkan dosis mulai dari 500 mg sampai 2000 mg (chittumma et al., 2009). Karena efeknya pada penurunan mual dan muntah dan karena tidak berbahaya, jahe bisa menjadi alternatif yang baik untuk obat. Mekanisme efek yang mungkin merangsang motilitas saluran pencernaan, mengurangi rangsangan ke Zona reseptor dan menghalangi reaksi pencernaan dan
Sejalan dengan teori diatas, bahwa mual muntah dapat dikurangi dengan minum jahe sesuai dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terjadi penurunan yang cukup terhadap derajat mual muntah pada kelompok eksperimen. Jahe bisa memperbaiki sistem pencernaan pada ibu hamil sehingga bisa mengurangi mual muntah pada ibu hamil. Faktor lain yang bisa mempengaruhi hasil penelitian ini sehingga bisa mengurangi mual muntah ibu yakni dari jenis makanan yang dikonsumsi ibu. Salah satu responden pada kelompok yang diberi jahe didapatkan terjadi peningkatan mual muntah karena ibu sering mengkonsumsi makanan berminyak. Meskipun ibu mengkonsumsi jahe tetapi jika faktor pemicu mual muntah ibu tidak dihindari maka tetap akan terjadi peningkatan mual muntah.
Jahe dalam penelitian ini juga berperan karena bisa membantu proses pencernaan menjadi lebih baik sehingga mual muntah bisa berkurang. Kebutuhan nutrisi ibu juga harus lebih diperhatikan dengan mengkonsumsi makanan sedikit-sedikit sedangkan responden yang mengalami mual muntah sedang menjadi ringan terdapat 1 responden. Penurunan mual muntah yang terdapat pada responden no B 11 bisa disebabkan karena bermacam-macam faktor. Salah satunya ibu mengurangi rasa mual muntahnya dengan mengkonsumsi camilan sesering mungkin dan mengurangi makanan berat yang dapat merangsang mual muntah. Selain itu ibu juga mengkonsumsi buah-buahan untuk mencegah terjadinya dehidrasi yang dapat memperburukmual muntah ibu.

2.      Penurunan derajat mual muntah pada ibu hamil usia 0-16 minggu pada kelompok kontrol.
Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 12 responden pada kelompok kontrol dari 3 responden (25%) yang mengalami mual muntah ringan menjadi 2 responden (16,7%). Dari 8 responden (66,7 %) yang mengalami mual muntah sedang menjadi 9 responden (75 %) dan 1 responden (8,3 %) yang mengalami mual muntah berat tetap 1 responden (8,3 %).
Meltzer (2000) yang mengutip hasil penelitian Fischer et al.pada tahun 1990 menjelaskan bahwa terjadi penurunan keparahan mual muntah pada ibu hamil yang diberi jahe dibandingkan ibu hamil yang tidak diberi jahe.
Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan penurunan mual muntah pada kelompok yang tidak diberi jahe tidak terlalu mencolok. faktor psikologis dari ibu juga bisa mempengaruhi penurunan mual muntah. Sehingga sebaiknya dari keluarga bisa memberikan dukungan yang positif agar psikologis ibu tidak terganggu dan tidak merangsang mual muntah. Karena psikologis yang terganggu bisa merangsang nafsu makan ibu sehingga mempengaruhi asam lambungnya bisa menimbulkan mual muntah.
3.      Pengaruh derajat mual muntah pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
Berdasarkan tabel diatas untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sebelum dan sesudah diberi serbuk jahe diuji dengan menggunakan Wilcoxon Matched Pairs Test yaitu diperoleh P value 0,33 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya ada pengaruh pemberian serbuk jahe terhadap penurunan mual muntah pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri
Menurut Vikanes (2010) Mual dan muntah adalah komplikasi umum pada awal kehamilan yang terjadi antara 50 sampai 90% dari wanita hamil, meskipun 28% dri wanita hanyamengalami mual. Meskipun penyebab mual muntah tidak jelas diketahui, faktor yang mempengaruhi termasuk kehamilan multifetal, disfungsi pencernaan, perubahan hormonal, gangguan dalam sistem vestibular dan infeksi Helicobacter pylori (Robabeh Mohammadbeigi et al.,2011.
Usaha petugas kesehatan dalam mengurangi mual muntah ini bidan sebaiknya selalu memberikan KIE tentang kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dan jenis makanan yang bisa dikonsumsi untuk ibu hamil saat mengalami mual muntah serta pemberian jahe sebagai alternatif pengobatan selain obat kimia karena pengaruh teratogenik pada obat-obatan kimia lebih banyak daripada jahe.


BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN.
1.      Penurunan mual muntah pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu sebelum dan sesudah diberi serbuk jahe (zingiber officinale) sebagian besar mengalami mual muntah sedang sebanyak 58,3 % yakni 7 orang.
2.      Penurunan mual muntah pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu sebelum dan sesudah yang tidak diberi serbuk jahe (zingiber officinale) sebagian besar mengalami mual muntah sedang sebanyak 75 % yakni 9 orang.
3.      Ada perbedaan pengaruh pemberian jahe terhadap penurunan derajat mual muntahpada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu yang diberi serbuk jahe dan tidak diberi serbuk jahe.
3.2.Saran yang diajukan adalah :
1.      Peneliti mengharapkan lahan penelitian dapat mempertimbangkan pemberian jahe sebagai terapi nonfarmakologi kepada ibu hamil yang mengalami mual muntah,
2.      Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan dapat menjadi pertimbangan masukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan jahe ataupun penurunan mual muntah pada ibu hamil.
3.       Peneliti berharap untuk dapat melakukan penelitian selanjutnya dengan melakukan penelitian tentang alternatif lain yang dapat mengurangi mual muntah misalnya dengan teknik akupunktur dan perbandingan penurunan mual muntah dengan pemberian vitamin B6 dengan Jahe.
    
DAFTAR PUSTAKA
Bararah, V.F. (2011). Jahe Kurangi Gejala Mual Muntah Ibu Hamil di Pagi Hari(http://health.detik.com/read/2011/05/14/100514/1639685/jahe-Kurangi -gejala-mual-muntah-ibu-hamil-di-pagi-hari) diakses pada tanggal 20 Januari 2013 jam 18.00 WIB
Chopra, D. (2006). Panduan Holistik Kehamilan dan Kelahiran. Bandung: Kaifa.
Damayanti, D.A.R. (2011). Pengaruh pemberian aromaterapi jeruk dengan penurunan rasa mual pada gravida trimester satu Di Puskesmas Kecamatan jagakarsa Jakarta. diakses tanggal 26 Februari 2013 jam 13:57 WIB (http://www.library.upnvj.ac.id/index.php?p=show_detail&id=6681)
Fathia, S. (2011). Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (zingiber officinale).
Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Rev. Jakarta : Rineka Cipta.


Disusun Oleh Lilis Suryani 


Terimakasih Kepada Dosen Pengampu Zaidir, ST., MCs. 

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar