Efektifitas Pemberian Serbuk Jahe
(Zingiber Officinale)Terhadap Tingkatan Mual Muntah Pada Ibu Hamil
Finta Isti Kundarti, Dwi Estuning
Rahayu, Reni Utami
Poltekes Kemenkes Malang Prodi
Kebidanan Kediri.
DISUSUN
O
L
E
H
Lilis
Suryani 17150044
PRODI
D III KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirant
Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya kepada kelompok kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Efektifitas Pemberian Serbuk Jahe (Zingiber
Officinale) Terhadap Tingkatan Mual Muntah Pada Ibu Hamil”. Makalah ini di susun
untuk memenuhi tugas matakuliah pelayanan kebidanan komplementer.
Kami
sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik
dari segi materi maupun penulisannya. Namun, kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Harapan
kami makalah ini dapat bermanfaat dan membantu menambah pengetahuan serta
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini agar kedepannya bisa menjadi lebih baik.
Penyusun
Yogyakarta, 21 September 2018
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG.
Kehamilan merupakan mata rantai yang bekesinambungan dan
terdiri dari ovulasi, migrasi, spermatozoa, ovum, konsepsi, pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010). Periode antepartum dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga mulainya persalinan. Periode antepartum
dibagi menjadi tiga trimester. Trimester pertama secara umum dipertimbangkan
berlangsung pada minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester kedua pada
minggu ke-13 hingga ke-27 (15 minggu), dan trimester ketiga pada minggu ke-28
hingga ke-40 (13 minggu) (Varney, 2007).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang umum dialami oleh 50
% wanita hamil, dan biasanya paling parah pada trimester I kehamilan. Muntah
terjadi ketika pusat muntah dimedula atau zona pemicu kemoreseptor yang
terletak di dinding lateral ventrikel ke empat yang terstimulasi. Etiologi
muntah belum terbukti, namun menurut perkiraan, kondisi ini dapat disebabkan
oleh kadar HCG sirkulasi. Gejala muntah akan semakin parah pada kehamilan mola
atau kehamilan kembar. Sebagian wanita hamil gejala tersebut lebih sering
muncul pada saat bangun tidur, sehingga kerap sering disebut morning sickness.
Sebagian yang lain, gejala mual muntah terus berlanjut sepanjang hari (Holmes,
2011).
Usaha untuk mengurangi gejalanya bisa dengan makanan atau
minuman yang mengandung jahe. Jahe yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil bisa
dalam berbagai bentuk seperti teh jahe, minuman jahe, permen atau biskuit. Ibu
hamil yang mengalami efek samping sakit kepala, mulas atau diare setelah
mengkonsumsi jahe sebaiknya dihentikan (Bararah, 2011). Studi awal menunjukkan
bahwa jahe mungkin aman dan efektif untuk mual dan muntah semasa kehamilan bila
digunakan sesuai dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu yang singkat (Mikail,
2012).
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Kediri tahun 2012 kasus
hiperemesis gravidarum sebanyak 59 orang. Data yang diperoleh peneliti dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri tahun 2012 didapatkan K1 di Puskesmas Wonorejo
sebanyak 656 orang. Studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di wilayah
kerja Puskesmas Wonorejo didapatkan jumlah K1 pada bulan Januari-Maret 2013
sebanyak 155 orang. Jumlah K1 pada bulan Februari 2013 sebanyak 59 orang dari 9
desa. Jumlah kunjungan ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu selama bulan
Februari 2013 sebanyak 44 orang dari 9 desa. Jumlah ibu hamil usia kehamilan
0-16 minggu yang mengalami mual muntah sebanyak 26 orang. Berdasarkan data
diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang efektifitas pemberian
serbuk jahe (Zingiber Officinale)terhadap tingkatan mual muntah pada ibu hamil
usia kehamilan 0-16 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo Kecamatan
Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas pemberian serbukjahe (Zingiber Officinale)terhadap tingkatan mual
muntah pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian morning sickness ?
2. Bagaimana cara mengatasi morning
sickness pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu?
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian morning
sickness.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara
mengatasi morning sickness pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian morning sickness.
Mual
muntah merupakan keluhan yang begitu sering muncul dan dapat bervariasi dari
mual ringan saat bangun tidur hingga muntah terus menerus. Mual muntah lebih
sering terjadi pada saat perut kosong biasanya pada pagi hari. Morning sickness
biasanya dimulai pada bulan pertama kehamilan dan berlanjut sampai minggu ke-14
sampai ke-16 (Matthews A, 2010). Penyebabnya belum diketahui secara pasti
mungkin bisa disebabkan karena kelelahan, berpergian atau beberapa makanan
dapat membuat masalah lebih buruk. Mual dalam kehamilan yang terjadi lebih
buruk bisa disebabkan karena kehamilan yang ganda atau lebih (Smith, Melanie N,
2012).
Kriteria
Kelompok perlakuan Kelompok perlakuan
|
|||||
Mual muntah ringan
|
1
|
5
|
3
|
2
|
|
Mual muntah sedang
|
9
|
7
|
8
|
9
|
|
Mual muntah berat
|
2
|
0
|
1
|
1
|
|
Total
|
12
|
12
|
12
|
12
|
Berdasarkan
dari data diatas dapat dijelaskan bahwa pada kelompok yang diberi serbuk jahe
terdapat peningkatan mual muntah ringan yang awalnya hanya 1 responden (8,3%)
menjadi 5 responden (41,7%), mual muntah berat yang sebelumnya 2 orang (16,7%)
menjadi 0 orang (0%) karena berkurang menjadi mual muntah sedang. Responden
pada kelompok yang tidak diberi serbuk jahe mengalami peningkatan terjadinya
mual muntah sedang yang semula 8 orang menjadi 9 orang karena terjadi perubahan
mual muntah ringan ke mual muntah sedang oleh 1 responden.
Berdasarkan
tabel diatas untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sebelum dan sesudah diberi
serbuk jahe diuji dengan menggunakan Wilcoxon Matched Pairs Test yaitu
diperoleh P value 0,33 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya
ada pengaruh pemberian serbuk jahe terhadap penurunan mual muntah pada ibu
hamil usia kehamilan 0-16 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo Kecamatan Ngadiluwih
Kabupaten Kediri.
1. Penurunan derajat mual muntah pada
ibu hamil usia 0-16 minggu pada kelompok perlakuan.
Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa
dari 12 responden pada kelompok yang diberi serbuk jahe mengalami penurunan
mual mual muntah yakni terjadi peningkatan jumlah responden pada mual muntah
ringan sebanyak 1 orang (8,3%) menjadi 5 orang (41,7%), terjadi penurunan mual
muntah sedang dan berat yaitu pada mual muntah sedang dari 9 responden (75%)
menjadi 7 responden (58,3%) dan mual muntah berat dari 2 responden (16,7%)
menjadi responden.
Sebagian ibu hamil merasakan bahwa mual muntah merupakan hal
wajar terjadi saat kehamilan. Sebagian lagi menyatakan bahwa mual muntah
merupakan suatu ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitasnya sehingga ibu sering
beristirahat. Hal ini sejalan dengan teori diatas bahwa terdapat 1 responden
yang harus berhenti bekerja dikarenakan mual muntah berat. 2 responden lagi
yakni ibu rumah tangga mengalami mual muntah berat sehingga ibu tidak dapat
melakukan aktivitas apapun. Mual muntah pada skala berat ini bisa timbul kapan
saja tanpa ada faktor pemicu sehingga ibu merasa sangat terganggu. Sedangkan
faktor pemicu mual muntah yang paling sering dialami oleh responden ialah
reflek gags yakni reflek muntah yang terjadi pada saat ibu menggosok gigi.
Refleks gags ini merangsang otak dan saluran gastrointestinal untuk menimbulkan
mual muntah. Disarankan pada ibu hamil untuk menghindari menggosok gigi
langsung setelah makan agar tidak terjadi mual muntah.Secara keseluruhan, hasil
penelitian dalam studi yang berbeda meresepkan dosis mulai dari 500 mg sampai
2000 mg (chittumma et al., 2009). Karena efeknya pada penurunan mual dan muntah
dan karena tidak berbahaya, jahe bisa menjadi alternatif yang baik untuk obat.
Mekanisme efek yang mungkin merangsang motilitas saluran pencernaan, mengurangi
rangsangan ke Zona reseptor dan menghalangi reaksi pencernaan dan
Sejalan dengan teori diatas, bahwa mual muntah dapat
dikurangi dengan minum jahe sesuai dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa terjadi penurunan yang cukup terhadap derajat mual muntah pada
kelompok eksperimen. Jahe bisa memperbaiki sistem pencernaan pada ibu hamil
sehingga bisa mengurangi mual muntah pada ibu hamil. Faktor lain yang bisa
mempengaruhi hasil penelitian ini sehingga bisa mengurangi mual muntah ibu
yakni dari jenis makanan yang dikonsumsi ibu. Salah satu responden pada
kelompok yang diberi jahe didapatkan terjadi peningkatan mual muntah karena ibu
sering mengkonsumsi makanan berminyak. Meskipun ibu mengkonsumsi jahe tetapi
jika faktor pemicu mual muntah ibu tidak dihindari maka tetap akan terjadi
peningkatan mual muntah.
Jahe dalam
penelitian ini juga berperan karena bisa membantu proses pencernaan menjadi
lebih baik sehingga mual muntah bisa berkurang. Kebutuhan nutrisi ibu juga
harus lebih diperhatikan dengan mengkonsumsi makanan sedikit-sedikit sedangkan
responden yang mengalami mual muntah sedang menjadi ringan terdapat 1
responden. Penurunan mual muntah yang terdapat pada responden no B 11 bisa
disebabkan karena bermacam-macam faktor. Salah satunya ibu mengurangi rasa mual
muntahnya dengan mengkonsumsi camilan sesering mungkin dan mengurangi makanan
berat yang dapat merangsang mual muntah. Selain itu ibu juga mengkonsumsi
buah-buahan untuk mencegah terjadinya dehidrasi yang dapat memperburukmual
muntah ibu.
2. Penurunan derajat mual muntah pada
ibu hamil usia 0-16 minggu pada kelompok kontrol.
Berdasarkan
data dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 12 responden pada kelompok
kontrol dari 3 responden (25%) yang mengalami mual muntah ringan menjadi 2 responden
(16,7%). Dari 8 responden (66,7 %) yang mengalami mual muntah sedang menjadi 9
responden (75 %) dan 1 responden (8,3 %) yang mengalami mual muntah berat tetap
1 responden (8,3 %).
Meltzer (2000) yang mengutip hasil penelitian Fischer et
al.pada tahun 1990 menjelaskan bahwa terjadi penurunan keparahan mual muntah
pada ibu hamil yang diberi jahe dibandingkan ibu hamil yang tidak diberi jahe.
Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan penurunan mual
muntah pada kelompok yang tidak diberi jahe tidak terlalu mencolok. faktor
psikologis dari ibu juga bisa mempengaruhi penurunan mual muntah. Sehingga
sebaiknya dari keluarga bisa memberikan dukungan yang positif agar psikologis
ibu tidak terganggu dan tidak merangsang mual muntah. Karena psikologis yang
terganggu bisa merangsang nafsu makan ibu sehingga mempengaruhi asam lambungnya
bisa menimbulkan mual muntah.
3. Pengaruh derajat mual muntah pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo
Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
Berdasarkan tabel diatas untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan sebelum dan sesudah diberi serbuk jahe diuji dengan menggunakan
Wilcoxon Matched Pairs Test yaitu diperoleh P value 0,33 < 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya ada pengaruh pemberian serbuk jahe
terhadap penurunan mual muntah pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu di
Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri
Menurut Vikanes (2010) Mual dan muntah adalah komplikasi
umum pada awal kehamilan yang terjadi antara 50 sampai 90% dari wanita hamil,
meskipun 28% dri wanita hanyamengalami mual. Meskipun penyebab mual muntah
tidak jelas diketahui, faktor yang mempengaruhi termasuk kehamilan multifetal,
disfungsi pencernaan, perubahan hormonal, gangguan dalam sistem vestibular dan
infeksi Helicobacter pylori (Robabeh Mohammadbeigi et al.,2011.
Usaha petugas kesehatan dalam mengurangi mual muntah ini
bidan sebaiknya selalu memberikan KIE tentang kebutuhan nutrisi pada ibu hamil
dan jenis makanan yang bisa dikonsumsi untuk ibu hamil saat mengalami mual
muntah serta pemberian jahe sebagai alternatif pengobatan selain obat kimia
karena pengaruh teratogenik pada obat-obatan kimia lebih banyak daripada jahe.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN.
1. Penurunan mual muntah pada ibu hamil
usia kehamilan 0-16 minggu sebelum dan sesudah diberi serbuk jahe (zingiber
officinale) sebagian besar mengalami mual muntah sedang sebanyak 58,3 % yakni 7
orang.
2. Penurunan mual muntah pada ibu hamil
usia kehamilan 0-16 minggu sebelum dan sesudah yang tidak diberi serbuk jahe
(zingiber officinale) sebagian besar mengalami mual muntah sedang sebanyak 75 %
yakni 9 orang.
3. Ada perbedaan pengaruh pemberian
jahe terhadap penurunan derajat mual muntahpada ibu hamil usia kehamilan 0-16
minggu yang diberi serbuk jahe dan tidak diberi serbuk jahe.
3.2.Saran yang diajukan adalah :
1. Peneliti mengharapkan lahan
penelitian dapat mempertimbangkan pemberian jahe sebagai terapi nonfarmakologi
kepada ibu hamil yang mengalami mual muntah,
2. Hasil penelitian dapat digunakan
sebagai bahan bacaan dan dapat menjadi pertimbangan masukan penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan jahe ataupun penurunan mual muntah pada ibu
hamil.
3. Peneliti berharap untuk dapat melakukan
penelitian selanjutnya dengan melakukan penelitian tentang alternatif lain yang
dapat mengurangi mual muntah misalnya dengan teknik akupunktur dan perbandingan
penurunan mual muntah dengan pemberian vitamin B6 dengan Jahe.
DAFTAR
PUSTAKA
Bararah,
V.F. (2011). Jahe Kurangi Gejala Mual Muntah Ibu Hamil di Pagi
Hari(http://health.detik.com/read/2011/05/14/100514/1639685/jahe-Kurangi
-gejala-mual-muntah-ibu-hamil-di-pagi-hari) diakses pada tanggal 20 Januari
2013 jam 18.00 WIB
Chopra,
D. (2006). Panduan Holistik Kehamilan dan Kelahiran. Bandung: Kaifa.
Damayanti,
D.A.R. (2011). Pengaruh pemberian aromaterapi jeruk dengan penurunan rasa mual
pada gravida trimester satu Di Puskesmas Kecamatan jagakarsa Jakarta. diakses
tanggal 26 Februari 2013 jam 13:57 WIB (http://www.library.upnvj.ac.id/index.php?p=show_detail&id=6681)
Fathia,
S. (2011). Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (zingiber officinale).
Notoadmodjo,
S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Rev. Jakarta : Rineka Cipta.
Disusun Oleh Lilis Suryani
Terimakasih Kepada Dosen Pengampu Zaidir, ST., MCs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar