IMUNISASI BCG (Bacillus
calmet-Guerin)
Disusun Oleh :
Lilis
Suryani 17150044
PROGRAM
STUDI D-3 KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT. yang telah memberi kesempatan kepada kami. Sehingga makalah yang
berjudul IMUNISASI BCG ini selesai. Shalawat dan salam kita
sanjungkan keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW.yang telah membawa kita dari alam
jahilyah ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Pada kesempatan ini, kami juga ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat kami
sampaikan dimana kami pun sadar bahwasannya kami hanya lah seorang manusia yang
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan,sedang kan kesempernaan hanya milik
Tuhan Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusunan nya masih jauh dari
kata sempurna. oleh karna itu, kritik
dan saran yang konstruktif akan senantiasa kami nanti dalam upaya evaluasi
diri.
Akhirnya kami hanya bisa
berharap,bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini
adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi
kami sendiri, pembaca dan bagi seluruh
mahasiswi.
Yogyakarta, 23 Januari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................4
1.3 Tujuan ......................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Imunisasi ....................................................................................................................6
2.2 Defenidi Imunisasi
BCG ............................................................................................7
2.3 Manfaat Dan Jadwal Pemberian Imunisasi BCG ............................................7
2.4 Kontra
Indikasi ...................................................................................................7
2.5 Efek Sampimg ...................................................................................................8
2.6 Dosisi dan
Cara Pemberian Vaksin BCG .......................................................8
2.7 Reaksi
Pemberian Vaksin BCG ..............................................................................9
2.8 Komplikasi
Pemberian Imunisasi BCG ..................................................................10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................11
3.2 Saran ..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah dalam
bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child
Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam komitmen
internasional (ultimate goal) adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi
tetanus neonatorum (ETN), serta reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun
2000. Sedangkan target UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara (intermediate
goal) berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis
B, harus mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di
setiap desa (Ismael, 2001).
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini terbukti
dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi
menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5%
dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia
(Depkes RI/2009).
Apabila Imunisasi dasar belum pernah diberikan pada usia yang seharusnya
tetapi belum mencapai usia 8 tahun, perlu diberikan 4 dosis DPT (1-3 berselang
1-2 bulan dan yang ke-4 diberikan enam bulan kemudian). Apabila umur anak sudah
menginjak lebih dari 8 tahun, dapat diberikan Td (ADT=adult), vaksin
difteri untuk dewasa), sebagai pengganti DT yang diberikan 3 dosis intrval 1-2
bulan dengan booster TD maupun TT sepuluh tahun kemudian (Ranuh, 2001).
Pemerintah juga berencana melakukan tiga tahap kampanye imunisasi campak
dan polio selama tahun 2009-2011. Kampanye polio dan campak tahap pertama
dilaksanakan tanggal 6-24 Oktober di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
Sumatera Utara dan Maluku Utara. "Untuk tahap pertama di tiga provinsi,
nanti semua akan dapat. Penetapan prioritas ini dilakukan berdasar cakupan
imunisasi dan hasil surveilans. Tahun 2010, kampanye serupa tahap kedua akan
dilakukan di Maluku, Papua Barat, Sumatra Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara
Timur dan Banten. Kampanye tahap ketiga akan dilakukan di semua provinsi yang
ada di pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Selama masa kampanye, masyarakat yang memiliki anak berusia di bawah lima
tahun diminta membawa anak-anak mereka ke pos-pos pelayanan imunisasi yang ada
di puskesmas, posyandu dan sarana kesehatan lain untuk mendapatkan vaksinasi
polio oral dan suntikan vaksin campak. Kegiatan itu diharapkan dapat mencegah
munculnya kasus baru penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi hingga saat
ini kejadian penyakit tersebut masih ditemui dan bahkan menimbulkan kejadian
luar biasa di beberapa daerah (http://m.antaranews.com).
Pada
hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari perhitungan untung rugi. Dengan
imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan bukan kerugian. Keuntungan pada
imunisasi tidak terlihat dalam bentuk materi.Mungkin pula secara langsung
dirasakan. Anak yang tidak mendapat imunisasi mempunyai resiko tinggi
terjangkit penyakit infeksi dan menular. Penyakit ini mungkin menyebabkan ia
cacat seumur hidup, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat
berakhir dengan kematian.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan Imunisasi?
2.
Apa yang dimaksud dengan Imunisasi BCG?
3.
Apa saja kontra indikasi dalam pemberian vaksin BCG?
4.
Apa saja efek samping yang terjadi dalam pemberian vaksin BCG?
5.
Bagaimana cara pemberian vaksin BCG dan dosis yang diberikan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 IMUNISASI
1.
Defenisi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang. (blog-indonesia, 2008).
2.
Kekebalan
Dalam tubuh
bayi atau anak ada 2 (dua) jenis kekebalan yang bekerja yaitu:
1)
Kekebalan
aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk
menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat
bertahan lama.
a.
Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri
setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit misalnya anak telah menderita
campak. Setelah sembuh anak tidak akan terserang campak lagi, karena tubuhnya
telah membuat zat penolakan terhadap penyakit tersebut.
b.
Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi), misalnya
anak diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio dan lainnya.
2) Kekebalan pasif
Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi
kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolakan,
sehingga proses cepat tetapi tidak tahan lama. Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara :
a. Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh
bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira
hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan
tetanus.
b. Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat
suntikan zat penolakan.
3.
Tujuan Pemberian
Imunisasi
a. Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
b. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala
yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
4.
Syarat Pemberian Imunisasi
a. Bayi dalam keadaan sehat
b. Bayi umur 0-11 bulan
2.2 DEFENISI IMUNISASI BCG (Bacilluus Calmete Guerin)
BCG (Bacillus Calmete Guerin) adalah
salah satu dari berbagai jenis vaksin yang terdapat dalam program pemerintah.
Vaksin BCG adalah vaksin berbentuk beku kering yang mengandung mycobacterium
bovis hidup yang sudah dilemahkan.
Vaksin BCG diberikan untuk pemberian
kekebalan aktif terhadap tuberkulosa atau untuk mencegah penyakit TBC. Vaksin
BCG dianjurkan agar diberikan kepada bayi saat berusia 1-3 bulan, apabila
diberikan pada anak usia diatas 3 bulan maka dianjurkan untuk uji sensitivitas
terhadap mikobakteria, atau uji tuberculin dulu (mantoux test). Apabila
hasilnya positif terinfeksi sebelum imunisasi, maka pembentukan antibody
setelah diimunisasi kurang maksimal.
Bayi yang baru lahir tidak memiliki
kekebalan terhadap penyakit TBC, untuk itulah
sangat penting bagi para ibu agar memberikan imunisasi BCG pada bayinya.
Imunisasi BCG cukup dilakukan satu kali saja. Karena imunisasi ini berisi kuman
hidup yang membuat antibodi yang dihasilkan cukup tinggi. Keberhasilan
imunisasi ini biasanya ditandai dengan munculnya bisul kecil dan bernanah di
daerah bekas suntikan dan akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut.
Lokasi penyuntikannya yaitu di lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada
juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha.
2.3 MANFAAT DAN
JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI BCG
Tujuan dari pemberian imunisasi BCG terhadap anak balita 0-1 tahun adalah
untuk mencegah penyakit TBC. Telah diketahui bahwa penyakit TBC mudah sekali
menular, sedangkan pada masa bayi telah diketahui pula peka terhadap serangan
penyakit, apalagi terhadap penyakit menular. Tentunya memberikan peluang yang
sangat besar untuk terkena penyakit menular atau TBC kalau anak tersebut tidak
diimunisasi BCG. Oleh karena itu, imunisasi BCG sangat baik diberikan pada saat
bayi umur 0-7 hari.
Keefektifan vaksin pada saat umur bayi 0-7 hari bisa
mencapai 99% jika dibarengi cara penyuntikaannya juga tepat. Kesehatan anak di
waktu kecil akan menentukan kesehatan dan kesejahteraan di waktu dewasa
nantinya, misalnya TBC dapat menjadi TBC otak yang mengakibatkan anak menjadi
bodoh dan cacat di waktu kecil yang pastinya pertumbuhan dan perkembangannya
akan terganggu di masa dewasa nantinya.
Selain itu kuman TBC juga dapat menyerang berbagai
organ tubuh seperti paru-paru, tulang, kelenjar getah bening, sendi, ginjal dan
hati. Untuk itu pemberian imunisasi BCG secara dini sangatlah diperlukan.
Sedangkan jadwal pemberian imunisasi imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada
waktu bayi baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi yang paling baik sebaiknya
dilakukan pada bayi sebelum usia 2 bulan.
2.4 KONTRA INDIKASI
a.
Anak yang sakit kulit atau infeksi kulit ditempat penyuntikan.
b. Anak yang telah menderita penyakit TBC.
c.
Adanya penyakit berat dan menahun seperti eksim, furunkulosis.
d.
Anak yang menunjukkan mantoux positif
e. Menderita infeksi HIV
f. Sedang meminum obat imunosupresi
atau sedang mendapat radioterapi
g. Menderita penyakit keganasan yang mengenai
sumsum tulang atau sistem limfe
h. Menderita gizi buruk
i. Menderita demam tinggi.
2.5
EFEK SAMPING
1.
Reaksi Normal
a. Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi pembengkakan kecil
berwarna merah kemudian akan menjadi luka dengan diameter 10 mm.
b. Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu agar
tidak memberikan apapun pada luka tersebut dan diberikan atau bila ditutup
dengan menggunakan kain kasa kering dan bersih.
c. Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut (scar)
dengan diametr 5-7 mm.
2.
Reaksi Berat
a.
Kadang-kadang
terjadi peradangan setempat yang agak berat/abces yang lebih luas.
b.
Pembengkakan
pada kelenjar limfe pada leher atau ketiak.
3.
Reaksi yang lebih cepat
Jika
anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses
pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak
tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah
terinfeksi BCG.
2.6
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN VAKSIN BCG
a.
Sebelum disuntikan vaksin BCG dilarutkan terlebih dahulu dengan 4 ml NaCl 0,9%,
dengan menggunakan alat suntik steril.
b. Dosis pemberiannya
yaitu 0,05 ml, sebanyak satu kali untuk bayi usia ≤1 tahun
c. Disuntikan
secara intracutan didaerah lengan kanan atas (insertion musculus deltoideus),
dengan menggunakan alat suntik dosis tunggal yang steril. Ukuran jarum
suntiknya no. 26 G.
2.7 REAKSI
PEMBERIAN VAKSIN BCG
Reaksi yang timbul sesudah sekitar satu minggu mula-mula timbul suatu
papula merah pada tempat suntikan dan ukurannya meningkat selama 2-3 minggu
sekitar berdiameter 1 cm atau ke ulkus jinak yang sembuh dalam 6-12 minggu yang
meninggal parut.
Reaksi yang mungkin terjadi pada pemberian imunisasi
BCG yaitu reaksi lokal 1 sampai 2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat
penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian
benjolan ini berubah menjadi pustule (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan
membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam
waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.
Reaksi regional yaitu pembesaran kelenjar getah bening pada leher tanpa disertai nyeri tekan maupun demam yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan (Depkes RI, 2005: 19).
Reaksi regional yaitu pembesaran kelenjar getah bening pada leher tanpa disertai nyeri tekan maupun demam yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan (Depkes RI, 2005: 19).
2.8 KOMPLIKASI PEMBERIAN IMUNISASI
BCG
Komplikasi yang mungkin timbul
adalah pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan kerena
penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan. Untuk
mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi
(penghisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat. Limfadenetis
supurativa, terjadi jika penyuntikan terlalu dalam atau dosisnya terlalu
tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2 bulan.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Untuk
melindungi bayi dan anak dari penyakit yang membahayakan fisik dan jiwa anak,
maka mereka perlu diimunisasi.
Ibu
hamil juga perlu mendapatkan imunisasi untuk melindungi diri sendiri beserta
bayi yang dikandungnya terhadap tetanus. Maka peran suami, ibu, calon ibu,
sanagt dibutuhkan demi melindungi bayi dan anak dari penyakit mematikan maupun
cacat seumur hidup.
3.2
SARAN
1.
Tingkat pendidikan ibu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
2.
Jarak rumah ke Puskesamas tidak mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi.
3.
Pengetahuan ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi
dasar, yang berarti bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang manfaat
imunisasi akan berpengaruh meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
4.
Motivasi ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi dasar.
Yang berarti bahwa semakin baik motivasi ibu akan berpengaruh
meningkatkan kelengkapanimunisasi dasar pada bayi.
5.
Tenaga Kesehatan Berupaya untuk meningkatan pengetahuan ibu tentang
manfaat imunisasi dasar bagi bayi sehingga ibu yang mempunyai bayi berusaha
meningkatkan kelengkapan imunisasi bayi melalui penyuluhanpenyuluhan di
masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
o Arikunto S, 1998, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rhineka CIpta, Jakarta.
o 2002, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, PT. Rhineka Cipta, Jakarta.
o Dinkes, 2002, Buku Kesehatan Ibu Dan
Anak. Jakarta.
o Hidayat, 2005, Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak 1, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
o Huliana, A. Md.Keb, 2003, Perawatan
Ibu Pasca Melahirkan. Puspa Swara, Jakarta.
o Kurniasih, dkk, 2006, Panduan
Imunisasi, PT. Gramedia, Jakarta.
o Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian
Kesehatan. PT. Rhineka Cipta, Jakarta.
o 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT.
Rhineka Cipta, Jakarta.
o Nursalam, 2001, Metodologi Riset
Keperawatan, Jakarta.
o Wahyudin, dkk, 2005, Pengantar
Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
o Unicef Org, 2006, Anak-Anak Yang
Terabaikan, Terlupakan, dan Tak Terjangkau, Saran Pers, Jakarta.
o Info Sehat, 2006, Imunisasi,
Jakarta.
o Medicastore,
2006, Imunisasi, Jakarta.Disusun Oleh Lilis Suryani
Terimakasih Kepada Dosen Pengampu Zaidir, ST., MCs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar