Minggu, 21 Juli 2019

IMUNISASI BCG (Bacillus calmet-Guerin


IMUNISASI BCG (Bacillus calmet-Guerin)
Disusun Oleh :
Lilis Suryani                                        17150044





PROGRAM STUDI D-3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberi kesempatan kepada kami. Sehingga makalah yang berjudul IMUNISASI BCG  ini selesai. Shalawat dan salam kita sanjungkan keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW.yang telah membawa kita dari alam jahilyah ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Pada kesempatan ini, kami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan dimana kami pun sadar bahwasannya kami hanya lah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan,sedang kan kesempernaan hanya milik Tuhan Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusunan nya masih jauh dari kata sempurna. oleh  karna itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa kami nanti dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya kami hanya bisa berharap,bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi kami sendiri, pembaca dan  bagi seluruh mahasiswi.

Yogyakarta, 23 Januari 2019



                                                                                                                        Penulis











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang  ......................................................................................................4
1.2     Rumusan Masalah         ..........................................................................................4
1.3     Tujuan               ......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1     Imunisasi           ....................................................................................................................6
       2.2     Defenidi Imunisasi BCG          ............................................................................................7
       2.3     Manfaat Dan Jadwal Pemberian Imunisasi BCG         ............................................7
       2.4     Kontra Indikasi     ...................................................................................................7
       2.5     Efek Sampimg       ...................................................................................................8
       2.6     Dosisi dan Cara Pemberian Vaksin BCG         .......................................................8
       2.7     Reaksi Pemberian Vaksin BCG            ..............................................................................9
       2.8     Komplikasi Pemberian Imunisasi BCG            ..................................................................10
BAB III PENUTUP
       3.1    Kesimpulan            ..................................................................................................11
       3.2    Saran                      ..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

          
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam komitmen internasional (ultimate goal) adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus neonatorum (ETN), serta reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun 2000. Sedangkan target UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara (intermediate goal) berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B, harus mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di setiap desa (Ismael, 2001).
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini terbukti dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia (Depkes RI/2009).
Apabila Imunisasi dasar belum pernah diberikan pada usia yang seharusnya tetapi belum mencapai usia 8 tahun, perlu diberikan 4 dosis DPT (1-3 berselang 1-2 bulan dan yang ke-4 diberikan enam bulan kemudian). Apabila umur anak sudah menginjak lebih dari 8 tahun, dapat diberikan Td (ADT=adult), vaksin difteri untuk dewasa), sebagai pengganti DT yang diberikan 3 dosis intrval 1-2 bulan dengan booster TD maupun TT sepuluh tahun kemudian (Ranuh, 2001).
Pemerintah juga berencana melakukan tiga tahap kampanye imunisasi campak dan polio selama tahun 2009-2011. Kampanye polio dan campak tahap pertama dilaksanakan tanggal 6-24 Oktober di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Maluku Utara. "Untuk tahap pertama di tiga provinsi, nanti semua akan dapat. Penetapan prioritas ini dilakukan berdasar cakupan imunisasi dan hasil surveilans. Tahun 2010, kampanye serupa tahap kedua akan dilakukan di Maluku, Papua Barat, Sumatra Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur dan Banten. Kampanye tahap ketiga akan dilakukan di semua provinsi yang ada di pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Selama masa kampanye, masyarakat yang memiliki anak berusia di bawah lima tahun diminta membawa anak-anak mereka ke pos-pos pelayanan imunisasi yang ada di puskesmas, posyandu dan sarana kesehatan lain untuk mendapatkan vaksinasi polio oral dan suntikan vaksin campak. Kegiatan itu diharapkan dapat mencegah munculnya kasus baru penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi hingga saat ini kejadian penyakit tersebut masih ditemui dan bahkan menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa daerah (http://m.antaranews.com).
Pada hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari perhitungan untung rugi. Dengan imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan bukan kerugian. Keuntungan pada imunisasi tidak terlihat dalam bentuk materi.Mungkin pula secara langsung dirasakan. Anak yang tidak mendapat imunisasi mempunyai resiko tinggi terjangkit penyakit infeksi dan menular. Penyakit ini mungkin menyebabkan ia cacat seumur hidup, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat berakhir dengan kematian.
1.2    RUMUSAN MASALAH
1.        Apa yang dimaksud dengan Imunisasi?
2.        Apa yang dimaksud dengan Imunisasi BCG?
3.        Apa saja kontra indikasi dalam pemberian vaksin BCG?
4.        Apa saja efek samping yang terjadi dalam pemberian vaksin BCG?
5.        Bagaimana cara pemberian vaksin BCG dan dosis yang diberikan?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    IMUNISASI
1.        Defenisi
                        Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. (blog-indonesia, 2008).
2.        Kekebalan
Dalam tubuh bayi atau anak ada 2 (dua) jenis kekebalan yang bekerja yaitu:
1)      Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
a.    Kekebalan aktif alamiah
            Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh anak tidak akan terserang campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan terhadap penyakit tersebut.
b.    Kekebalan aktif buatan
            Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi), misalnya anak diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio dan lainnya.
2)      Kekebalan pasif
            Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolakan, sehingga proses cepat tetapi tidak tahan lama. Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara :
                 a.    Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus.
                 b.    Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolakan.
       3.        Tujuan Pemberian Imunisasi
                 a.    Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
                 b.    Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
       4.        Syarat Pemberian Imunisasi
     a.    Bayi dalam keadaan sehat
     b.    Bayi umur 0-11 bulan
2.2    DEFENISI IMUNISASI BCG (Bacilluus Calmete Guerin)
            BCG (Bacillus Calmete Guerin) adalah salah satu dari berbagai jenis vaksin yang terdapat dalam program pemerintah. Vaksin BCG adalah vaksin berbentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan.
            Vaksin BCG diberikan untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa atau untuk mencegah penyakit TBC. Vaksin BCG dianjurkan agar diberikan kepada bayi saat berusia 1-3 bulan, apabila diberikan pada anak usia diatas 3 bulan maka dianjurkan untuk uji sensitivitas terhadap mikobakteria, atau uji tuberculin dulu (mantoux test). Apabila hasilnya positif terinfeksi sebelum imunisasi, maka pembentukan antibody setelah diimunisasi kurang maksimal.
            Bayi yang baru lahir tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit TBC, untuk itulah sangat penting bagi para ibu agar memberikan imunisasi BCG pada bayinya. Imunisasi BCG cukup dilakukan satu kali saja. Karena imunisasi ini berisi kuman hidup yang membuat antibodi yang dihasilkan cukup tinggi. Keberhasilan imunisasi ini biasanya ditandai dengan munculnya bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan dan akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut. Lokasi penyuntikannya yaitu di lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha.
2.3    MANFAAT DAN JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI BCG
            Tujuan dari pemberian imunisasi BCG terhadap anak balita 0-1 tahun adalah untuk mencegah penyakit TBC. Telah diketahui bahwa penyakit TBC mudah sekali menular, sedangkan pada masa bayi telah diketahui pula peka terhadap serangan penyakit, apalagi terhadap penyakit menular. Tentunya memberikan peluang yang sangat besar untuk terkena penyakit menular atau TBC kalau anak tersebut tidak diimunisasi BCG. Oleh karena itu, imunisasi BCG sangat baik diberikan pada saat bayi umur 0-7 hari.
            Keefektifan vaksin pada saat umur bayi 0-7 hari bisa mencapai 99% jika dibarengi cara penyuntikaannya juga tepat. Kesehatan anak di waktu kecil akan menentukan kesehatan dan kesejahteraan di waktu dewasa nantinya, misalnya TBC dapat menjadi TBC otak yang mengakibatkan anak menjadi bodoh dan cacat di waktu kecil yang pastinya pertumbuhan dan perkembangannya akan terganggu di masa dewasa nantinya.
            Selain itu kuman TBC juga dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti paru-paru, tulang, kelenjar getah bening, sendi, ginjal dan hati. Untuk itu pemberian imunisasi BCG secara dini sangatlah diperlukan. Sedangkan jadwal pemberian imunisasi imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada waktu bayi baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi yang paling baik sebaiknya dilakukan pada bayi sebelum usia 2 bulan.
2.4    KONTRA INDIKASI
a.       Anak yang sakit kulit atau infeksi kulit ditempat penyuntikan.
b.      Anak yang telah menderita penyakit TBC.
c.       Adanya penyakit berat dan menahun seperti eksim, furunkulosis.
d.      Anak yang menunjukkan mantoux positif
e.       Menderita infeksi HIV
f.       Sedang meminum obat imunosupresi atau sedang mendapat radioterapi
g.      Menderita penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe
h.      Menderita gizi buruk
i.        Menderita demam tinggi.

2.5    EFEK SAMPING
1.        Reaksi Normal
a.       Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi pembengkakan kecil berwarna merah kemudian akan menjadi luka dengan diameter 10 mm.
b.      Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu agar tidak memberikan apapun pada luka tersebut dan diberikan atau bila ditutup dengan menggunakan kain kasa kering dan bersih.
c.       Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut (scar) dengan diametr 5-7 mm.
2.        Reaksi Berat
a.       Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat/abces yang lebih luas.
b.      Pembengkakan pada kelenjar limfe pada leher atau ketiak.
3.        Reaksi yang lebih cepat
            Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG.
2.6    DOSIS DAN CARA PEMBERIAN VAKSIN BCG
a.       Sebelum disuntikan vaksin BCG dilarutkan terlebih dahulu dengan 4 ml NaCl 0,9%, dengan menggunakan alat suntik steril.
b.      Dosis pemberiannya yaitu 0,05 ml, sebanyak satu kali untuk bayi usia ≤1 tahun
c.       Disuntikan secara intracutan didaerah lengan kanan atas (insertion musculus deltoideus), dengan menggunakan alat suntik dosis tunggal yang steril. Ukuran jarum suntiknya no. 26 G.
d.      Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.

2.7    REAKSI PEMBERIAN VAKSIN BCG
            Reaksi yang timbul sesudah sekitar satu minggu mula-mula timbul suatu papula merah pada tempat suntikan dan ukurannya meningkat selama 2-3 minggu sekitar berdiameter 1 cm atau ke ulkus jinak yang sembuh dalam 6-12 minggu yang meninggal parut. 
            Reaksi yang mungkin terjadi pada pemberian imunisasi BCG yaitu reaksi lokal 1 sampai 2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustule (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.
Reaksi regional yaitu pembesaran kelenjar getah bening pada leher tanpa disertai nyeri tekan maupun demam yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan (Depkes RI, 2005: 19). 
2.8    KOMPLIKASI PEMBERIAN IMUNISASI BCG
            Komplikasi yang mungkin timbul adalah pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan kerena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (penghisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat. Limfadenetis supurativa, terjadi jika penyuntikan terlalu dalam atau dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2 bulan.             
      

BAB III
PENUTUP

3.1    KESIMPULAN
            Untuk melindungi bayi dan anak dari penyakit yang membahayakan fisik dan jiwa anak, maka mereka perlu diimunisasi.
            Ibu hamil juga perlu mendapatkan imunisasi untuk melindungi diri sendiri beserta bayi yang dikandungnya terhadap tetanus. Maka peran suami, ibu, calon ibu, sanagt dibutuhkan demi melindungi bayi dan anak dari penyakit mematikan maupun cacat seumur hidup.
3.2    SARAN
1.        Tingkat pendidikan ibu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
2.        Jarak rumah ke Puskesamas tidak mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
3.        Pengetahuan ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi dasar, yang berarti bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi akan berpengaruh meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
4.        Motivasi ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi dasar. Yang berarti bahwa semakin baik motivasi ibu akan  berpengaruh meningkatkan kelengkapanimunisasi dasar pada bayi.
5.        Tenaga Kesehatan  Berupaya untuk meningkatan pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi dasar bagi bayi sehingga ibu yang mempunyai bayi berusaha meningkatkan kelengkapan imunisasi bayi melalui penyuluhanpenyuluhan di masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

o   Arikunto S, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rhineka CIpta, Jakarta.
o   2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rhineka Cipta, Jakarta.
o   Dinkes, 2002, Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta.
o   Hidayat, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
o   Huliana, A. Md.Keb, 2003, Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Puspa Swara, Jakarta.
o   Kurniasih, dkk, 2006, Panduan Imunisasi, PT. Gramedia, Jakarta.
o   Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rhineka Cipta, Jakarta.
o   2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rhineka Cipta, Jakarta.
o   Nursalam, 2001, Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta.
o   Wahyudin, dkk, 2005, Pengantar Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
o   Unicef Org, 2006, Anak-Anak Yang Terabaikan, Terlupakan, dan Tak Terjangkau, Saran Pers, Jakarta.
o   Info Sehat, 2006, Imunisasi, Jakarta.
o   Medicastore, 2006, Imunisasi, Jakarta.



Disusun Oleh Lilis Suryani 



Terimakasih Kepada Dosen Pengampu Zaidir, ST., MCs.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar