ASUHAN KEBIDANAN
NEONATUS
“BOUNDING
ATTACHMEN”
Dosen pengampu :CH. M. Widhi
Hartini, S.SiT, M.Kes
Oleh
:
Kebidanan
A.14.2
Kelompok
5
Lilis Suryani 17150044
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2018/2019
KATA PENGANTARA
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Bounding Attachmen” Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga
tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu kami
ucapkan terima kasih.
Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat
berguna bagi orang yang membacanya.Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini
belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun.Serta semoga makalah ini tercatat menjadi motivator bagi penulis
untuk penulisan makalah yang lebih baik dan bermanfaat.
Yogyakarta 28 Januari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
Pada peneliti di
USA menemukan bahwa bayi prematur yang dipijat selama 15 menit dan dilakukan
tiga kali sehari dalam waktu 10 hari akan mengalami peningkatan berat badan
lebih cepat dan dapat pulang 6 hari lebih awal. Proyek penelitian di USA dan
preterm.Orang tua menyebutnya “asuhan penuh cinta”; mereka merasakan
kenikmatan, kebahagiaan, dan perasaan yang sangat luar biasa.Ibu dan ayah
berbisik dan bernyanyi lembut untuk bayi mereka selama melakukan asuhan.
Dilaporkan juga bahwa bayi yang mendapatkan asuhan ini lebih sedikit menangis,
mendapatka pertambahan berat badan yang cukupbesar, lebih berhasil untuk
menyusu ASI, dan dipulangkan lebih awal (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013 :
216).
Brazelton (1978)
menyatakan, bounding merupakan suatu ketertarikan mutual pertama antara
individu, mislanya antara orang tua dan anak, saat pertama kali mereka bertemu.
Attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat
individu dengan individu yang lain. Sedangkan Nelson dan May (1996) menuturkan,
attachment merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian serta
adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab. Menurut Klaus, Kennel (1992),
bounding attacment bersifat unik, spesifik, dan bertahan lama. Mereka juga
menambahkan bahwa ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus berlanjut
bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan
secara fisik tidak terlihat (Rini dkk, 2016 : 57-58). Bounding adalah suatu
langkah untuk mengungkapkan perasaan areksi (kasih sayang) oleh ibu kepada
bayinya segera setelah lahir sedangkan attachment adalah interaksi antara ibu
dan bayi secara spesifik sepanjang waktu (Rini dkk, 2016 : 58)
1.
Apa
yang disetujui dengan lampiran terkat ?
2.
apa
saja elemen-elemen yang terikat lampiran ?
Aapa saja yang
mempengaruhi factor bounding attachment?
3.
Apa
saja untungnya dari terikat lampiran ?
4.
Bagaimana
prinsip dan upaya meningkatkan ikatan terikat/
5.
Bagaimana
cara mempraktikan ikatan terikat?
1.3 TUJUAN PENULISAN
2.
Untuk
mengetahui apa yang disetujui dengan lampiran terkat
3.
Untuk
mengetahui apa saja elemen-elemen yang terikat lampiran
4.
Untuk
mengetahui apa saja yang mempengaruhi factor bounding attachment
5.
Untuk
mengetahui apa saja untungnya dari terikat lampiran
6.
Untuk
mengetahui bagaimana prinsip dan upaya meningkatkan ikatan terikat
7.
Untuk
mengetahui bagaimana cara mempraktikan ikatan terikat
Bounding
attachment adalah sentuhan atau kontak kulit seawal mungkin antara bayi dengan
ibu atau ayah di masa sensitif pada menit pertma dan beberapa jam setelah
kelahiran bayi.Kontak ini menentukan tumbuh kembang bayi menjadi optimal. Pada
proses ini terjadi penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus
dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam
perawatannya. Kebutuhan menyentuh dan disentuh adalah kunci dari insting
primata. Bayi mempelajari lingkungan melalui membedakan sentuhan dan pengalaman
antara benda lembut dan yang keras sama halnya dengan membedakan suhu panas dan
dingin (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013 : 216).
Untuk membantu
tumbuh kembang baik disik, emosi dan intelektual seorang anak dari awal
kehidupan hingga dewasa (Rukiyah, 2009).
1.
Perkenalan
(acquiantance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan
mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2.
Bounding
(keterikatan)
3.
Attachment,
perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan individu yang lain
1.
Sentuhan,
atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain
sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeskplorasi
tubuh bayi dengan ujung jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan
yang hampir sama yakni pengasuh memulai eksplorasi jari tengah ke bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian
pengasuh memakai telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan akhirnya
memeluk dengan tangannya. Gerakan ini digunakan untuk menenangkan bayi (Rini
dkk, 2016 : 59).
2.
Kontak
mata
Ketika bayi baru
lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi
akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu
mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan
bayinya (Rini dkk, 2016 : 59).
3.
Suara
mendengar dan
merespon suara antara orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu
tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sedangkan bayinya akan menjadi tenang
dan berpaling ke arah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan
suara bernada tinggi (Rini dkk, 2016 : 59).
4.
Aroma
Perilaku lain
yang terjalani antara orang tua dan bayi ialah respons terhadap aroma/bau masing-masing.
Ibu mengetahui setiap anak memiliki aroma yang unik. Sedangkan bayi belajar
dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Rini dkk, 2016 : 59).
5.
Entrainment
Bayi baru lahir
bergerak-gerak sesuai dengan struktut pembicaraan orang dewasa.Mereka
menggoyang tangan, mengangkat kepala.Menendang-nendang kaki, seperti sedang
berdansa mengikuti nada suara orang tuanya.Entrainment terjadi saat anak
mulaiberbicara.Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua
dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif (Nurasiah, 2014).
6.
Bioritme
Anak yang belum
lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya.Untuk
itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal
(bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang
yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembang perilaku yang
responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi
untuk belajar (Nurasiah, 2014).
7.
Kontak
dini
Saat ini, tidak
ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir
merupakan hal yang penting untuk hubunngan orang tua dan anak. Ada beberapa
keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini yaitu kada
oksitosin dan prolaktin meningkat, refleks menghisap dilakukan dini, pembentuk
kekebalan aktif diulai dan mempercepat proses ikaan antara orang tua dan anak
(Nurasiah, 2014).
1.
Pemberian
ASI ekslusif
Dengan
dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir atau yang biasa
disebut dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), secara langsung bayi akan mengalami
kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan ,
rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2.
Manfaat
inisiasi menyusu dini
1)
Untuk
bayi
a.
Kehangatan
Christensson
et al, (1992) melaporkan bahwa dibandingkan bayi-bayi yang diletakan dalam boks
ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya mempunyai suhu tubuh
yang lebih hangat dan stabil.
b.
Kenyamanan
Ternyata
bayi-bayi yang dilakukan inisiasi dini lebih jarang menangis dibandingkan
dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.
c.
Kuaitas
perekatan
Di
banding bayi yang dipiosahkan dari ibunya, bayi-bayi yang di lakukan inisiasi
dini mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik pada waktu menyusu.
3.
Manfaat
untuk ibu
Pelepasan
plasenta yang lebih cepat akan mengurangi resiko terjadinya pendarahan. Manfaat
Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu
1)
Dada
ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan
kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena
hypothermia (kedinginan).
2)
Ibu
dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung
bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga
mengurangi pemakaian energi.
3)
Bayi
memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu.
Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi
bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4)
Bayi
mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi
(zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan
usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah
asupan makanan.
5)
Asi
yang pertama (colostrum) mengandung beberapa Antibodi yang dapat mencegah
infeks pada bayi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
6)
Bayi
memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus,
dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein
manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus
bayi.
7)
Bayi
yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan
mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
8)
Sentuhan,
kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya
oksitosin yang penting karena:
a.
Menyebabkan
rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan
ibu.
b.
Merangsang
hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih
kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul
rasa sukacita/bahagia.
c.
Merangsang
pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat
lebih cepat keluar.
1.
Peran
sorang bidan
1)
Membantu
menciptakan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran.
2)
Memberikan
dorongan pada ibu dna keluarga untuk memberikan rspon positif tentang bayinya
baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
3)
Sewaktu
pemeriksaan ANC, bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan meraba
perutnya yang semakin membesar.
4)
Bidan
mendorong ibu nntuk selalu mengajak janin berkomunikasi.
5)
Bidan
juga mensyuport ibu agar meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam
merawat anak.
Pendekatan
terbaik adalah menjadi ayah yang seaktif mungkin misalnya, saat istrinya
melahirkan dirumah sakit ayah mungkin di tempatkan didalam ruang gawat gabung
sampai waktunya membawa bayi pulang kerumah. Ini akan membantu ayah merasa
tidak seperti penonton tetapi lebih sebagai peserta aktif. Ayah akan mengenal
bayinya dari permulaan juga memugkinkan ayah berbagi pengalaman emosional
dengan istrinya. Begitu seluruh keluarga berada dirumah sang ayah dapat dan
harus membantu memakaikan popok, memandikan dan membuat senam bayi. Kebalikan
dengan sterotype, pekerjaan ini bukanlah pekerjaan ekslusif wanita.Tidak ada
alasan mengapa seorang ayah tidak mampu melaksanakan pekerjaan sehari-hari,
mengurus rumah dan anak sebaik ibu.Umumnya ayah yang bersedia mengurus rumah
tangga hanya untuk menyenangkan istrinya saja.Alangkah baiknya jika pekerjaan
ini dikerjakan dengan perasan bahwa sudah selayaknya menerima tanggung jawab di
dalam rumah yaitu merawat anak dan rumah tangga sehari-hari.
Keuntungan bounding
attachment menurut Marmi (2012), antara lain :
1.
Bayi
merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2.
Bayi
merasa aman, berani mengadakan ekplorasi.
3.
Kadar
oksitosin dalam prolactin meningkat
4.
Reflek
menghisap di lakukan secara dini
5.
Pembentukan
kekebalan aktif di mulai
6.
Mempercepat
proses ikatan antara orang tua dan anak
Wulandari dan
Handayani (2010), menyatakan bahwa ikatan antara ibu dan bayi bisa tertunda
karena :
1.
Prematuritas
Bayi yang baru
dilahirkan dalam keadaan prematur, kurang mendapat kasih sayang dari ibunya karena
kondisi belum cukup viable (kelangsungan hidup terus) dan belum cukup untuk
menyesuaikan dengan extrauterine, bahkan bayi diletakkan dalam inkubator sampai
bayi dapat hidup sebagai individu yang mandiri.
2.
Bayi
dan ibu sakit
Pada keadaan ibu
atau bayi salah satu menderita sakit, dan harus mendapat perawatan khusus, maka
ikatan ibu dan bayi akan tertunda.
3.
Cacat
fisik
Bayi lahir cacat
fisik atau cacat bawaan, atau kelainan lainnya dapat menimbulkan stress pada
keluarga utamanya ibu.Ibu merasa malu dan kurang menyukainya.
Nurasiah (2014)
menyatakan beberapa prinsip dan uaya dalam rangka meningkatkan bounding
attachment, antara lain sebagai berikut :
1.
Dilakukan
segera (menit pertama jam pertama).
2.
Sentuhan
orang tua pertama kali.
3.
Adanya
ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4.
Kesehatan
emosional orang tua.
5.
Terlibat
pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6.
Persiapan
PNC (Perinatal Care) sebelumnya.
7.
Adaptasi.
8.
Tingkat
kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9.
Kontak
sedini mungkin sehigga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10. Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11. Penekanan pada hal-hal positif.
12. Perawat maternitas khusus (bidan).
13. Libatkan anggota eluarga lainnya.
14. Informasikan bertahap mengenai bounding
attachment.
BAB III
PENUTUP
Bounding attachment adalah sentuhan atau kontak
kulit seawal mungkin antara bayi dengan ibu atau ayah di masa sensitif pada
menit pertma dan beberapa jam setelah kelahiran bayi.Kontak ini menentukan
tumbuh kembang bayi menjadi optimal. Pada proses ini terjadi penggabungan
berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan
memberikan dukungan asuhan dalam perawatannya.
Bounding attachment memiliki tujuan untuk membantu
tumbuh kembang baik disik, emosi dan intelektual seorang anak dari awal
kehidupan hingga dewasa (Rukiyah, 2009).
Bounding attachment memilik banyak keuntungan yaitu:
1.
Bayi
merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2.
Bayi
merasa aman, berani mengadakan ekplorasi.
3.
Kadar
oksitosin dalam prolactin meningkat
4.
Reflek
menghisap di lakukan secara dini
5.
Pembentukan
kekebalan aktif di mulai
6.
Mempercepat
proses ikatan antara orang tua dan anak
Bayaka
keuntungan yang didapat jika bounding attachment di lakukan dan di dukung penuh
oleh orang terdekan atau keluarga. Hal ini menyebabkan ikatan batin antara
orang tua dan anak makin erat dan terjaga sehingga akan menciptakan hubungan
yang sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Bounding Attachment di PMB Yustina Sudarwati. Amd.Keb, Tragen, Sragen (2015)
Yuliyanti
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas di RSUD
Kota Surakarta Tahun 2013 (2013) Mahardika Cahyaningrum
Disusun Oleh Lilis Suryani
Terimakasih Kepada Dosen Pengampu Zaidir, ST., MCs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar