Keadaan
Psikologi Bayi dan Anak
1. Perkembangan
psikologi pada Bayi (Babyhood)
Masa
bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru
lahir selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak
berdaya di mana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga
diakhiri masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru belajar
berjalan.Sedangkan, anak kecil biasa diasosiasikan dengan keadaan anak yang
sudah dapat berjalan dan menguasai beberapa ketrampilan mandiri. Menurut Freud
masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, meskipun seluruh masa anak-anak
merupakan masa dasar, banyak ahli berkeyakinan demikian, seperti freud yang
percaya bahwa penyesuaian diri yang kurang baik pada masa dewasa bermula dari
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak yang kurang baik . Kemudian Erikson mengatakan
percaya bahwa cara bayi diperlakukan akan menentukan apakah ia akan
mengembangkan ‘ dasar percaya ‘ atau ‘ dasar
tidak percaya ‘ , memandang dunia sebagai suatu yang aman dan dapat
dipercaya, atau sebaliknya sebagai ancaman (Marmi, 2017)
Pada
beberapa bulan pertama dari kelahirannya, aspek yang memegang peranan penting
dari bayi adalah sekitar mulutnya.Mulut bukan hanya alat untuk makan dan minum,
tetapi juga alat komunikasi dengan dunia luar.Bayi mendapatkan beberapa
pengalaman dan rasa senang melalui sentuhan dengan mulutnya. Baru selanjutnya
dengan mata, telingan dan tangan yang
berperan sebagai alat penghubung dengan dunia luar. Dengan berpusat pada mulut,
dibantu dilengkapi dengan alat-alat indera dan anggota badan, bayi mengadakan
hubungan dan belajar tentang dunia sekitar.Melalui interaksi dengan menggunakan
alat tersebut dengan lingkungannya, bayi memperoleh kesan dan memahami
lingkungannya.
Pada
tahun kedua, seorang bayi telah melalui belajar berdiri sendiri, disamping
ketergantungannya yang masih sangat besar terhadap orang tuanya.Bayi berusaha
memecahkan beberapa permasalahan yang dihadapinya.Hal ini sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kepribadiannya. Pada tahun berikutnya anak mulai
mengontrol cara-cara buang air , dan ia juga mulai mengadakan eksplorasi
terhadap lingkungannya. Pada tahun keempat ini dan kelima, anak sudah mencapai
kesempurnaan dalam melakukan gerakan seperti berjalan, berlari, meloncat dan
sebagainya.Gerakan- gerakan ini sangat berperan sekali dalam perkembangan
selanjutnya.
Ada
beberapa tugas perkembangan masa bayi dan awal
masa kanak-kanak yang dikemukakan oleh seorang tokoh psikologi
perkembangan Havighurst yaitu :
a. Belajar
makan-makanan padat
b. Belajar
berjalan
c. Belajar
berbicara
d. Belajar
mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
e. Mempelajari
perbedaan peran seks
f. Mempersiapkan
diri untuk membaca
g. Belajar
membedakan benar dan salah, mulai mengembangkan hati nurani. Menurut Marmi,
(2017) perkembangan psikologis pada bayi diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Perkembangan
Bicara
Bicara
merupakan sarana berkomunikasi. Dalam berkomunikasi minimal ada dua ketrampilan
yang perlu dikuasai yaitu kemampuan menangkap pesan dati orang lain dan
kekampuan menyampaikan pesar kepada orang lain. Komunikasi ini diungkapkan
dalam berbagai macam Bahasa seperti lisan, tertulis, Bahasa isyarat tangan,
mimik, dan sebagainya. Tugas pertama dalam berkomunikasi adalah memahami maksud
orang lain dan menyampaikan maksud mereka dalam bentuk kata-kata sesuai dengan
tahap perkembangannya. Sampai dengan usia 18 bulan bayi masih membutuhkan
penguatan Bahasa isyarat baik dengan tangan, mimic muka, serta gerak tubuh
untuk memahami komunikasi.
Tugas kedua dalam
berkomunikasi adalah belajar berbicara, karena belum mampu berbicara, bayi
mengembangkan pola komunikasi dengan cara mereka sendiri yang disebut
bentuk-bentuk prabicara (menanggis, mengoceh, isyarat dan pengungkapan emosi).
Jika bentuk komunikasi prabicara ternyata menjadi pengganti bicara dan ternyata
memuaskan, maka motivasi bayi atau anak kecil untuk belajar bicara menjadi
menurun.
Pendapat
Monks & penburg Setidaknya ada tiga tugas yang cukup sulit dalam berbicara
pada bayi.Bayi belajar mengucapkan kata-kata, menggunakan kosa kata dalam
menghubungkan artinya agar dapat menyampaikan maksudnya kepada orang lain,
kemudian mengabungkan kata-kata menjadi kalimat yang dimengerti orang lain
(Marmi, 2017).
b) Pola
Emosi Pada Bayi
Pola
emosi pada bayi didominasi dengan emosi menyenangkan dan emosi yang tidak
menyenangkan. Bayi yang mendapat perawatan fisik yang memadai, mendapatkan
kasih sayang dari orang lain di sekitarnya akan menunjukkan emosi senang.
Sedangkan kondisi sebaliknya membuat bayi menunjukkan emosi tidak senang,
sering menaggis karena marah atau takut, dalam kondisi tertentu menjadikan bayi
tidak bahagia atau bahkan sakit-sakitan.Kondisi yang demikian juga mempengaruhi
Menurut Stiching Plato, kebahagiaan orang tua atau orang-orang di sekitarnya.
Dalam kondisi tertentu, orang tua menjadi tidak sabar, merasa proses merawat
bayi menjadi beban bagi mereka, reaksi emosi tidak senang atau tidak sabar dari
orangtua ini selanjutnya juga berpengaruh terhadap emosi bayi (Marmi,2017).
c) Perkembangan
Sosialisasi
Pengalaman
social pada masa ini banyak mempengaruhi pola hubungan social dan pola perilaku
di masa depan. Hanya ada sedikit bukti bahwa sikap social dan antisosial
merupakan sikap bawaan. Bayi yang banyak menanggis cenderung menjadi anak yang agresif atau mencari perhatian.
Sebaliknya, bayi yang ramah dan bahagia biasanya memiliki penyesuian social
yang lebih baik pada masa besarnya nanti. Reaksi sosial pada masa bayi kepada
orang dewasa menurut Hurlock, (1980) yaitu :
(1) Usia
2-3 bulan : mampu membedakan manusia dan benda mati, tahu bahwa manusialah yang
memenuhi segala kebuthannya, tidak suka ditinggal sendiri, tidak menunjukkan
rasa suka terhadap satu orang tertentu.
(2) Usia
4-5 bulan : bayi suka digendong oleh siapa saja, memberi reaksi yang berbeda
terhadap wajah yang tersenyum, suara yang ramah, atau suara yang menunjukkan
kemarahan.
(3) 6-7
bulan : mampu membedakan teman dan orang asing sehingga menunjukkan reaksi
tersenyum kepada teman dan menunjukkan rasa takut kepada orang asing. Sudah ada
keterikatan yang kuat terhadap ibu atau pengganti ibu.
(4)
8-9 bulan : mencoba
meniru kata-kata, isyarat atau gerakan sederhana dari orang lain.
(5)
12 bulan : bayi
bereaksi terhadap larangan
(6)
16-18 bulan : mucul
negativeme dalam bentuk keras kepala dan tidak mau mengikuti permintaan atau
perintah orang dewasa, bisa berupa eprilaku menarik diri atau ledakan amarah.
(7)
22-24 bulan : mulai
bekerjasama dalam kegiatan rutin seperti makan, berpakaian dan mandi.
Reaksi social pada bayi
lain yaitu :
(8)
4-5 bulan : menarik
perhatian bayi lain dengan mengerakkan badan, bermain ludah , menendang atau
tertawa
(9)
6-7 bulan : tersenyum
pada bayi lain dan menunjukkan minat pada tangisan bayi lain
(10) 9- 13 bulan
: mencoba memegang pakaian dan rambut bayi lain, mencoba bekerjasama
dalam bermain, tetapi binggung jika mainannya diambil bayi lain
(11) 18-24
bulan : berminat bermain dengan bayi lain,
menggunakan mainan atau
untuk hubungan sosial.
d) Perkembangan
bermain
Ada beberapa pola
bermain yang umum dari masa bayi yaitu :
(1) Sensomotorik,
bentuk permainan yang paling awal yaitu mengerak-gerakan tubuh, menendang,
bergoyang-goyang, mengerakkan jari-jari, berceloteh dan berguling.
(2) Menjelajah
, menjelajahi bagian-bagian tubuhnya maupun benda-benda yang ada disekitarnya
(3) Meniru,
menginjak tahun kedua bayi mulai meniru gerakan-gerakan orang disekitarnya
seperti membaca, menyapu dan lain-lain.
(4) Berpura-pura,
pada tahun kedua bayi memberikan sifat hidup pada benda kesayangan dan
mainannya.
(5) Permainan,
sebelum berusia satu tahun bayi sudah menyukai permainan sembunyi-sembunyian,
cilukba, dan menyukai permainan, yang dilakukan dengan orang dewasa atau
kakaknya.
(6) Hiburan,
bayi senang diceritain, dinyanyikan dan dibacakan dongeng.
e) Peranan
disipilin dalam masa bayi
Disiplin bertujuan
untuk mengajarkan pada anak untuk bersosialisasi dan berperilaku sesuai
pengetahuan anak tentang benar dan salah. Awalnya pengendalian dari luar, dan
selanjutnya diharapkan pengendalian dari dalam diri ketika ia sudah mempertanggungjawabkan
perbuatannya kelak.
Selama masa ini, bayi
harus belajar melakukakn reaksi yang benar terhadap situasi.Bayi harus tahu
mana tindakan yang benar dan yang salah. Mesikupun bayi belum mengetahui
sepenuhnya pembicaraan, namun mereka menangkap maksud orang tua atau
disekelilingnya melalui mimic, gerakan tangan , tubuh dan suara.
f) Kebahagiaan
dalam masa bayi
Tahun
pertama kehidupan dipandang sebaga masa yang paling bahagia sepanjang rentang
kehidupan.Hal ini disebabkan ketergantungan bayi menarik perhatian anak yang
lebih besar, ibu atau orang dewasa tertarik menggendong atau memenuhi segala
kebutuhannya, bahkan membiarkannnya menanggis atau beberapa perilaku menganggu
lainnya.
Ada beberapa sebab-sebab ketidakbahagiaan selama masa bayi, misalnya
kesehatan yang buruk ( membuat bayi rewel dan mudah marah), tumbuh gigi ( rasa
tidak enak atau kadang rasa skait menyebabkan anak rewel dan mudah marah),
keinginan mandiri ( denganmenolak bantuan orang lain atau bahkan mogok), kecewa akan peran orang tua, permulaan disiplin,
penganiayaan anak, dan meningkatkan kebencian antar saudara (sibling rivalry).
2. Perkembangan
Psikologi Pada Anak
Anak
diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam
masa tumbuh kembang dengan kebutuhan fisik, psikologis , sosial, dan spiritual.
Hurlock mengatakan Kebutuhan
utama seseorang anak adalah mendapatkan perhatian dari orang-orang yang paling
dekat dengannya. Karena inilah yang akan mempengaruhi kehidupan pribadi anaknya
menurut (dikutip dalam John
W.Santrock,2011)
a) Perkembangan
berlangsung seumur hidup hidup dan meliputi semua aspek. Perkembangan bukan
hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi menyangkut semua aspek.
Perkembangan aspek tertentu mungkin lebih terlihat dengan jelas, sedangkan
aspek yang lainnya lebih tersembunyi. Perkembangan tersebut juga berlangsung
terus sampai akhir hayatnya.
b) Setiap
anak memiliki kecepatan (tempo) dan kualitas perkembangan yang berbeda.
Seseorang anak mungkin mempunyai kekampuan berfikir dan membina hubungan social
yang sangat tinggi dan tempo perkembangannya dalam segi itu sangat cepat,
sedangkan dalam aspek lainnya seperti keterampilan atau estetika kemampuannya
kurang dan perkembangannya lambat. Sebaliknya, ada anak yang keterampilan dan
estetikanya berkembang pesat sedangkan kemampuan berpikir dan hubungan
sosialnnya agak lambat.
c) Perkembangan
secara relative beraturan, mengikuti pola-pola tertentu, perkembangan sesuatu
segi didahului atau mendahului segi yang lainnya. Anak bisa merangkak sebelum
anak bisa berjalan, anak bisa meraban sebelum anak bisa berbicara, dan
sebagainya.
d) Perkembangan
berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Secara normal
perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit tetapi dalam situasi-situasi
tertentu dapat juga terjadi loncat-loncatan.
e) Perkembangan
berlangsung dari kemampuan yang bersifat uum menuju ke yang lebih khusus,
mengikuti proses diferensiasi dan
integrasi. Perkembangan dimulai dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan
yang bersifat umum, seperti kemampuan memegang dimulai dengan dengan memegang
benda besar dengan kedua tangannya, baru kemudia memegang dengan satu tangan
tetapi dengan kelima jaringan.
f) Secara
normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase tetapi karena faktor-faktor
khusus, fase tertentu dilewati secara cepat , sehingga Nampak keluar seperti
tidak melewati fase tersebut, fase lainnya diikuti dengan sangat lambat
sehingga Nampak seperti tidak berkembang.
g) Perkembangan
sesuatu aspek dipercepat atau diperlambat. Perkembangan dipengaruhi oleh
factor-faktor pembawaan dan juga faktor lingkungan.
h) Perkembangan
aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berhubungan dengan aspek lainnya.
Kemampuan berkembang social sejajar dengan kemampuan berbahasa , kemampuan
motoric sejajar dengan kemampuan pengamatan dan lain sebagainya.
i)
Pada saat tertentu
bidan perkembangan pria berbeda dengan wanita. Pada usia 12-13 tahun , wanita
lebih cepat matang secara social dibandingkan dengan laki-laki. Laki-laki lebih
kuat dalam kemampuan intelektualnya sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan
berbahasa dan estetikanya.
II.
Faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan Psikologi
1. Keluarga
Keluarga
merupakan libkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek
perkembangan anak termasuk perkembangan sosialnya.Kondisi dan tata acara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak
ditentukan oleh keluarga pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain
banyak ditentukan oleh keluarga.
2. Kematangan
Untuk
dapat bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis
sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat
orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu
kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
3. Status
sosial ekonomi
Kehidupan
social banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam
masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normative yang
telah ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan
merupakan proses sosialisasi anak yang terarah, hakikat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normative, anak memberikan warna kehidupan
mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas
mental
Yaitu
emosi dan intelegensi.Kemampuan berifikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal,
seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa.Perkembangan emosi
berpengaruhi sekali terhadap perkembangan social anak. Anak yang berkemampuan
intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa yang baik. Oleh karena itu, jika
perkembangan ketiganya seimbang makan akan sangat menentukan keberhasilan
perkembangan anak.
III.
Masalah Psikologis Pada
Anak Yang Sering Terjadi
1. Attsoederention Deficit
Hiperactivity Disorder (ADHD), Attetion Deficit Hiperactivity Diseorder (ADHA)
, Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas (GPPH).
Perlu dibedakan antara
penderita GPPH dengan anak yang nakal, kreatif, ingin tahu, aktif dari usianya,
dan anak yang IQ tinggi. Untuk menentukan apakah seseorang anak menderita GPPH
, harus terpenuhi 6 syarat , jika satu saja tidak terpenuhi,maka belum tentu
anak tersebut memiliki gangguan tersebut. John W.Santrock mengatakan adapun ciri dari anak hiperaktiv dan 6
syarat tersebut adalah :
a. Sering
bermain tangan dan tidak bisa duduk diam
b. Sering
meninggalkan tempat duduk dalam kelasnya atau pada situasi ain yang membutuhkan
anak tetap duduk diam
c. Berlari
atau emmanjat berlebihan pada situasi yang
tidak
tepat
d. sering
mengalami kesulitan bermain atau terlibat kegiatan yang memerlukan kondisi diam
e. selalu
bergerak
f. selalu
berbicara berlebihan
GPPH disebabkan oleh
gangguan psikologis atau psikiatrik dan gangguan biologi atau organic , maka
penangannnya pun dilakukan dengan 2 cara yaitu medik dan intervensi social.
2.
Diseleksia
Diseleksia
(kesulitan membaca) adalah adanya hambatan dalam perkembangan kemampuan membaca
pada seseoran namun, penyebabnya bukanlah tingkat kecerdasan yang rendah,
gangguan penglihatan atau pendengaran, gangguan neurologis ataupun kurangnya
kesempatan berlatih. Seperti pada kesulitan berhitung (Diskalkulia), kesulitan
menulis ekspresif(Disgrafia). Kesulitan membaca ini adanya masalah pemrosesan
di otaknya.Tak heran sering kali ada perbedaan nyata antara nilai mereka dengan
nilai prestasi akademik sekolahnya.Gangguan ini tampak pada tiga gejala pokok
permasalahan yaitu tidak teliti dalam membaca, membacanya dengan lambat, dan
pemahaman yang buruk dalam membaca.
3.
Gangguan artikulasi
Anak-anak
yang bicaranya tak jelas atau sulit ditangkap dalam istilah psikologi atau
psikiatri disebut mengalami gangguan artikulasi atau fonologis.Namun gangguan
ini masih wajar terjadi karena tergolong gangguan perkembangan. Dengan
bertambah usia diharapkan gangguan ini bisa diatasi.
Penyebab dari gangguan
ini bisa dikarenakan faktor usia yang akibatnya alat bicara atau otot-otot yang
digunakan untuk berbicara belum lengkap atau belum berkembang sempurna.anak
yang kecerdasannya tak begitu baik, perkembangan bicaranya umumnya juga akan
terganggu berarti ada susunan saraf yang mengalami gangguan. Tak kalah penting
lingkungan, terutama bila anak tidak atau kurang dilatih berbicara secara
benar. Bila penyebabnya kurang latihan atau stimulasi , akan lebih mudah dan
relative lebih cepat penyembuhannya asal mendapatkan penangan yang baik. Namun,
bila dikarenakan gangguan neurologis, perlu dikonsultasikan ke ahli neurologi.
4.
Austisme
Disebut
juga Autistic Spectrum Disorder(ASD),
hingga kini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Meski demikian, saat ini sudah
ada beberapa langkah tepat untuk penderita autis agar dapat memiliki kemampuan
bersosialisasi , bertingkah laku dan berbicara.
5.
Gangguan pencernaan,
penyebab utama kesulitan makan
Pemberian
makan pada anak memang sering menjadi masalah buat orang tua atau pengasuh
anak.Kesulitan makan sering dan biasanya berlangsung lama dianggap
biasa.Sehingga akhirnya timbul komplikasi dan gangguan tumbuh kembang pada
anak.Salah satu keterlambatan penanganan masalah tersebut adalah pemberian
vitamin tanpa mencari penyebabnya sehingga kesulitan makan tersebut
berkepanjangan.pengertian kesulitan makan adalah jika anak tidak mau atau
menolak atau makan, atau mengalami kesulitan mengkonsumsi makanan dan minuman
tertentu. Secara umum penyebab umum kesulitan makan pada anak dibedakan dalam 3
faktor, diantaranya adalah hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut
dan pengaruh psikologis.
6.
Depresi pada anak
Gangguan
depresi pada anak sebelumnya tidak terlalu dikenali dan biasanya dianggap
sebagai gangguan mood yang normal pada fase perkembangan.Keraguan ini
disebabkan karena anak dan remaja dianggap belum matang secara psikologis dan
kognitif, anak perempuan cenderung menjadi penderita depresi lebih tinggi
dibandingkan anak laki-laki.beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap
etiologi depresi, khususnya pada anak dan remaja adalah faktor genetic dan
faktor social.
7. Gangguan
saraf bisa pengaruhi proses persepsi anak
Gangguan
saraf yang dialami anak bisa mempengaruhi proses persepsi atau pemrosesan
informasi anak tersebut, sehingga ia tidak dapat merasakan adanya perhatian
yang diarahkan padanya. Contohnya ada kasus seseorang bayi yang rewel terus
karena dalam tubuhnya terdapat unsur cocaine atau zat addictive yang sudah
mempengaruhi pertumbuhan struktur saraf otak sejak masa konsepsi ( pembentukan jaringan ).
8.
Masalah Ngompol Pada Anak
Ngompol
atau sering juga disebut dengan nocturnal enuresis ialah pengeluaran urine yang
tidak disadari pada saat tidur.Terkadang definisi ngompol juga digunakan untuk
menyebut anak yang gagal mengontrol pengeluaran urine. Ada 2 jenis ngompol
menurut terjadinya yaitu :
a. Ngompol
Primer
Ngompol yang terjadi
sejak bayi , masalah utama pada ngompol primer yang dihadapi oleh anak-anak
pengompol primer adalah ketidakmampuan otak untuk menangkap sinyal yang
dikirimkan oleh kandung kencing yang sudah penuh saat sang anak terlelap.
b. Ngompol sekunder
Ngompol yang kembali
terjadi setelah sang anak tidak pernah ngompol lagi minimal 6 bulan. Penyakit
yang menyebabkan ngompol sekunder adanya infeksi saluran kemih, gangguan
metabolism (kencing manis usia dini), tekanan berlebihan pada kandung kemih,
dan gangguan saraf tulang belakang.
9. Kesulitan
Belajar
Karena
masalah anak yang lamban belajar berbeda-beda, maka sulit untuk menetapkan secara
akurat masalah yang sebenarnya, bahkan juga belum ada data angka yang tepat
dari hasil terapi bagi anak yang lamban belajar.Dari sudut pandnag kedokteran,
kelambanan anak dalam bealajar dianggap berhubungan erat dengan ketidaknormalan
dalam otak. Oleh sebab itu, mereka menjelaskan adanya luka pada otak, kurang darah, dan
ketidaknormalan dalam saraf sebagai unsur penyebab kelambanan dalam belajar.
10. Gagap
Gagap
adalah suatu gangguan dalam berbicara. Anak usia 2 sampai 5 tahun sering
mengulang-ulang kata-kata atau bahkan seluruh kalmat yang diucapkan kepadanya.
Banyak orang tua menganggap bahwa gagap disebabkan oleh cara mendiddik anak
atau pada pola pengasuhan orang tua yang salah. Tetapi menurut para ahli, gagap
tidak disebabkan oleh perilaku orang tua, penyebab gagap smapai saat ini belum
dapat dijelaskan secara pasti.
Disusun Oleh Lilis Suryani
Terimakasih Kepada Dosen Pengampu Zaidir, ST., MCs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar