Minggu, 21 Juli 2019

Keadaan Psikologi Bayi dan Anak


  Keadaan Psikologi Bayi dan Anak
 
 
1.      Perkembangan psikologi pada  Bayi (Babyhood)
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru lahir selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya di mana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga diakhiri masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan.Sedangkan, anak kecil biasa diasosiasikan dengan keadaan anak yang sudah dapat berjalan dan menguasai beberapa ketrampilan mandiri. Menurut Freud masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, meskipun seluruh masa anak-anak merupakan masa dasar, banyak ahli berkeyakinan demikian, seperti freud yang percaya bahwa penyesuaian diri yang kurang baik pada masa dewasa bermula dari pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak yang kurang baik . Kemudian Erikson mengatakan percaya bahwa cara bayi diperlakukan akan menentukan apakah ia akan mengembangkan ‘ dasar percaya ‘ atau ‘ dasar  tidak percaya ‘ , memandang dunia sebagai suatu yang aman dan dapat dipercaya, atau sebaliknya sebagai ancaman (Marmi, 2017)
Pada beberapa bulan pertama dari kelahirannya, aspek yang memegang peranan penting dari bayi adalah sekitar mulutnya.Mulut bukan hanya alat untuk makan dan minum, tetapi juga alat komunikasi dengan dunia luar.Bayi mendapatkan beberapa pengalaman dan rasa senang melalui sentuhan dengan mulutnya. Baru selanjutnya dengan mata,  telingan dan tangan yang berperan sebagai alat penghubung dengan dunia luar. Dengan berpusat pada mulut, dibantu dilengkapi dengan alat-alat indera dan anggota badan, bayi mengadakan hubungan dan belajar tentang dunia sekitar.Melalui interaksi dengan menggunakan alat tersebut dengan lingkungannya, bayi memperoleh kesan dan memahami lingkungannya.
Pada tahun kedua, seorang bayi telah melalui belajar berdiri sendiri, disamping ketergantungannya yang masih sangat besar terhadap orang tuanya.Bayi berusaha memecahkan beberapa permasalahan yang dihadapinya.Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadiannya. Pada tahun berikutnya anak mulai mengontrol cara-cara buang air , dan ia juga mulai mengadakan eksplorasi terhadap lingkungannya. Pada tahun keempat ini dan kelima, anak sudah mencapai kesempurnaan dalam melakukan gerakan seperti berjalan, berlari, meloncat dan sebagainya.Gerakan- gerakan ini sangat berperan sekali dalam perkembangan selanjutnya.
Ada beberapa tugas perkembangan masa bayi dan awal  masa kanak-kanak yang dikemukakan oleh seorang tokoh psikologi perkembangan Havighurst yaitu :
a.       Belajar makan-makanan padat
b.      Belajar berjalan
c.       Belajar berbicara
d.      Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
e.       Mempelajari perbedaan peran seks
f.       Mempersiapkan diri untuk membaca
g.      Belajar membedakan benar dan salah, mulai mengembangkan hati nurani. Menurut Marmi, (2017) perkembangan psikologis pada bayi diantaranya adalah sebagai berikut :
a)      Perkembangan Bicara
Bicara merupakan sarana berkomunikasi. Dalam berkomunikasi minimal ada dua ketrampilan yang perlu dikuasai yaitu kemampuan menangkap pesan dati orang lain dan kekampuan menyampaikan pesar kepada orang lain. Komunikasi ini diungkapkan dalam berbagai macam Bahasa seperti lisan, tertulis, Bahasa isyarat tangan, mimik, dan sebagainya. Tugas pertama dalam berkomunikasi adalah memahami maksud orang lain dan menyampaikan maksud mereka dalam bentuk kata-kata sesuai dengan tahap perkembangannya. Sampai dengan usia 18 bulan bayi masih membutuhkan penguatan Bahasa isyarat baik dengan tangan, mimic muka, serta gerak tubuh untuk memahami komunikasi.
Tugas kedua dalam berkomunikasi adalah belajar berbicara, karena belum mampu berbicara, bayi mengembangkan pola komunikasi dengan cara mereka sendiri yang disebut bentuk-bentuk prabicara (menanggis, mengoceh, isyarat dan pengungkapan emosi). Jika bentuk komunikasi prabicara ternyata menjadi pengganti bicara dan ternyata memuaskan, maka motivasi bayi atau anak kecil untuk belajar bicara menjadi menurun.
Pendapat Monks & penburg Setidaknya ada tiga tugas yang cukup sulit dalam berbicara pada bayi.Bayi belajar mengucapkan kata-kata, menggunakan kosa kata dalam menghubungkan artinya agar dapat menyampaikan maksudnya kepada orang lain, kemudian mengabungkan kata-kata menjadi kalimat yang dimengerti orang lain (Marmi, 2017).
b)      Pola Emosi Pada  Bayi
Pola emosi pada bayi didominasi dengan emosi menyenangkan dan emosi yang tidak menyenangkan. Bayi yang mendapat perawatan fisik yang memadai, mendapatkan kasih sayang dari orang lain di sekitarnya akan menunjukkan emosi senang. Sedangkan kondisi sebaliknya membuat bayi menunjukkan emosi tidak senang, sering menaggis karena marah atau takut, dalam kondisi tertentu menjadikan bayi tidak bahagia atau bahkan sakit-sakitan.Kondisi yang demikian juga mempengaruhi Menurut Stiching Plato, kebahagiaan orang tua atau orang-orang di sekitarnya. Dalam kondisi tertentu, orang tua menjadi tidak sabar, merasa proses merawat bayi menjadi beban bagi mereka, reaksi emosi tidak senang atau tidak sabar dari orangtua ini selanjutnya juga berpengaruh terhadap emosi bayi (Marmi,2017).
c)      Perkembangan Sosialisasi
Pengalaman social pada masa ini banyak mempengaruhi pola hubungan social dan pola perilaku di masa depan. Hanya ada sedikit bukti bahwa sikap social dan antisosial merupakan sikap bawaan. Bayi yang banyak menanggis cenderung menjadi  anak yang agresif atau mencari perhatian. Sebaliknya, bayi yang ramah dan bahagia biasanya memiliki penyesuian social yang lebih baik pada masa besarnya nanti. Reaksi sosial pada masa bayi kepada orang dewasa  menurut Hurlock,  (1980) yaitu :
(1)   Usia 2-3 bulan : mampu membedakan manusia dan benda mati, tahu bahwa manusialah yang memenuhi segala kebuthannya, tidak suka ditinggal sendiri, tidak menunjukkan rasa suka terhadap satu orang tertentu.
(2)   Usia 4-5 bulan : bayi suka digendong oleh siapa saja, memberi reaksi yang berbeda terhadap wajah yang tersenyum, suara yang ramah, atau suara yang menunjukkan kemarahan.
(3)   6-7 bulan : mampu membedakan teman dan orang asing sehingga menunjukkan reaksi tersenyum kepada teman dan menunjukkan rasa takut kepada orang asing. Sudah ada keterikatan yang kuat terhadap ibu atau pengganti ibu.
(4)         8-9 bulan : mencoba meniru kata-kata, isyarat atau gerakan sederhana dari orang lain.
(5)         12 bulan : bayi bereaksi terhadap larangan
(6)         16-18 bulan : mucul negativeme dalam bentuk keras kepala dan tidak mau mengikuti permintaan atau perintah orang dewasa, bisa berupa eprilaku menarik diri atau ledakan amarah.
(7)         22-24 bulan : mulai bekerjasama dalam kegiatan rutin seperti makan, berpakaian dan mandi.
Reaksi social pada bayi lain yaitu :
(8)         4-5 bulan : menarik perhatian bayi lain dengan mengerakkan badan, bermain ludah , menendang atau tertawa
(9)         6-7 bulan : tersenyum pada bayi lain dan menunjukkan minat pada tangisan bayi lain
(10)      9- 13 bulan  : mencoba memegang pakaian dan rambut bayi lain, mencoba bekerjasama dalam bermain, tetapi binggung jika mainannya diambil bayi lain
(11)     18-24 bulan : berminat bermain dengan bayi lain,
menggunakan mainan atau untuk hubungan sosial.

d)     Perkembangan bermain
Ada beberapa pola bermain yang umum dari masa bayi yaitu :
(1)   Sensomotorik, bentuk permainan yang paling awal yaitu mengerak-gerakan tubuh, menendang, bergoyang-goyang, mengerakkan jari-jari, berceloteh dan berguling.
(2)   Menjelajah , menjelajahi bagian-bagian tubuhnya maupun benda-benda yang ada disekitarnya
(3)   Meniru, menginjak tahun kedua bayi mulai meniru gerakan-gerakan orang disekitarnya seperti membaca, menyapu dan lain-lain.
(4)   Berpura-pura, pada tahun kedua bayi memberikan sifat hidup pada benda kesayangan dan mainannya.
(5)   Permainan, sebelum berusia satu tahun bayi sudah menyukai permainan sembunyi-sembunyian, cilukba, dan menyukai permainan, yang dilakukan dengan orang dewasa atau kakaknya.
(6)   Hiburan, bayi senang diceritain, dinyanyikan dan dibacakan dongeng.
e)      Peranan disipilin dalam masa bayi
Disiplin bertujuan untuk mengajarkan pada anak untuk bersosialisasi dan berperilaku sesuai pengetahuan anak tentang benar dan salah. Awalnya pengendalian dari luar, dan selanjutnya diharapkan pengendalian dari dalam diri ketika ia sudah mempertanggungjawabkan perbuatannya kelak.
Selama masa ini, bayi harus belajar melakukakn reaksi yang benar terhadap situasi.Bayi harus tahu mana tindakan yang benar dan yang salah. Mesikupun bayi belum mengetahui sepenuhnya pembicaraan, namun mereka menangkap maksud orang tua atau disekelilingnya melalui mimic, gerakan tangan , tubuh dan suara.
f)       Kebahagiaan dalam masa bayi
Tahun pertama kehidupan dipandang sebaga masa yang paling bahagia sepanjang rentang kehidupan.Hal ini disebabkan ketergantungan bayi menarik perhatian anak yang lebih besar, ibu atau orang dewasa tertarik menggendong atau memenuhi segala kebutuhannya, bahkan membiarkannnya menanggis atau beberapa perilaku menganggu lainnya.
      Ada beberapa sebab-sebab ketidakbahagiaan selama masa bayi, misalnya kesehatan yang buruk ( membuat bayi rewel dan mudah marah), tumbuh gigi ( rasa tidak enak atau kadang rasa skait menyebabkan anak rewel dan mudah marah), keinginan mandiri ( denganmenolak bantuan orang lain atau bahkan mogok), kecewa  akan peran orang tua, permulaan disiplin, penganiayaan anak, dan meningkatkan kebencian antar saudara (sibling rivalry).
2.      Perkembangan Psikologi Pada Anak
Anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan fisik, psikologis , sosial, dan spiritual.
Hurlock mengatakan Kebutuhan utama seseorang anak adalah mendapatkan perhatian dari orang-orang yang paling dekat dengannya. Karena inilah yang akan mempengaruhi kehidupan pribadi anaknya menurut (dikutip dalam John W.Santrock,2011)
a)      Perkembangan berlangsung seumur hidup hidup dan meliputi semua aspek. Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi menyangkut semua aspek. Perkembangan aspek tertentu mungkin lebih terlihat dengan jelas, sedangkan aspek yang lainnya lebih tersembunyi. Perkembangan tersebut juga berlangsung terus sampai akhir hayatnya.
b)      Setiap anak memiliki kecepatan (tempo) dan kualitas perkembangan yang berbeda. Seseorang anak mungkin mempunyai kekampuan berfikir dan membina hubungan social yang sangat tinggi dan tempo perkembangannya dalam segi itu sangat cepat, sedangkan dalam aspek lainnya seperti keterampilan atau estetika kemampuannya kurang dan perkembangannya lambat. Sebaliknya, ada anak yang keterampilan dan estetikanya berkembang pesat sedangkan kemampuan berpikir dan hubungan sosialnnya agak lambat.
c)      Perkembangan secara relative beraturan, mengikuti pola-pola tertentu, perkembangan sesuatu segi didahului atau mendahului segi yang lainnya. Anak bisa merangkak sebelum anak bisa berjalan, anak bisa meraban sebelum anak bisa berbicara, dan sebagainya.
d)     Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Secara normal perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit tetapi dalam situasi-situasi tertentu dapat juga terjadi loncat-loncatan.
e)      Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat uum menuju ke yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan  integrasi. Perkembangan dimulai dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan yang bersifat umum, seperti kemampuan memegang dimulai dengan dengan memegang benda besar dengan kedua tangannya, baru kemudia memegang dengan satu tangan tetapi dengan kelima jaringan.
f)       Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase tetapi karena faktor-faktor khusus, fase tertentu dilewati secara cepat , sehingga Nampak keluar seperti tidak melewati fase tersebut, fase lainnya diikuti dengan sangat lambat sehingga Nampak seperti tidak berkembang.
g)      Perkembangan sesuatu aspek dipercepat atau diperlambat. Perkembangan dipengaruhi oleh factor-faktor pembawaan dan juga faktor lingkungan.
h)      Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berhubungan dengan aspek lainnya. Kemampuan berkembang social sejajar dengan kemampuan berbahasa , kemampuan motoric sejajar dengan kemampuan pengamatan dan lain sebagainya.
i)        Pada saat tertentu bidan perkembangan pria berbeda dengan wanita. Pada usia 12-13 tahun , wanita lebih cepat matang secara social dibandingkan dengan laki-laki. Laki-laki lebih kuat dalam kemampuan intelektualnya sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan berbahasa dan estetikanya.
II.                Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Psikologi
1.      Keluarga
Keluarga merupakan libkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak termasuk perkembangan sosialnya.Kondisi dan tata acara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.
2.      Kematangan
Untuk dapat bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
3.      Status sosial ekonomi
Kehidupan social banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normative yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4.      Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah, hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normative, anak memberikan warna kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5.      Kapasitas mental
Yaitu emosi dan intelegensi.Kemampuan berifikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa.Perkembangan emosi berpengaruhi sekali terhadap perkembangan social anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa yang baik. Oleh karena itu, jika perkembangan ketiganya seimbang makan akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan anak.
III.             Masalah Psikologis Pada Anak Yang Sering Terjadi
1.      Attsoederention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD), Attetion Deficit Hiperactivity Diseorder (ADHA) , Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas (GPPH).
Perlu dibedakan antara penderita GPPH dengan anak yang nakal, kreatif, ingin tahu, aktif dari usianya, dan anak yang IQ tinggi. Untuk menentukan apakah seseorang anak menderita GPPH , harus terpenuhi 6 syarat , jika satu saja tidak terpenuhi,maka belum tentu anak tersebut memiliki gangguan tersebut. John W.Santrock mengatakan adapun ciri dari anak hiperaktiv dan 6 syarat tersebut adalah :
a.       Sering bermain tangan dan tidak bisa duduk diam
b.      Sering meninggalkan tempat duduk dalam kelasnya atau pada situasi ain yang membutuhkan anak tetap duduk diam
c.       Berlari atau emmanjat berlebihan pada situasi yang
tidak tepat
d.      sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat kegiatan yang memerlukan kondisi diam
e.       selalu bergerak
f.       selalu berbicara berlebihan
GPPH disebabkan oleh gangguan psikologis atau psikiatrik dan gangguan biologi atau organic , maka penangannnya pun dilakukan dengan 2 cara yaitu medik dan intervensi social.
2.            Diseleksia
Diseleksia (kesulitan membaca) adalah adanya hambatan dalam perkembangan kemampuan membaca pada seseoran namun, penyebabnya bukanlah tingkat kecerdasan yang rendah, gangguan penglihatan atau pendengaran, gangguan neurologis ataupun kurangnya kesempatan berlatih. Seperti pada kesulitan berhitung (Diskalkulia), kesulitan menulis ekspresif(Disgrafia). Kesulitan membaca ini adanya masalah pemrosesan di otaknya.Tak heran sering kali ada perbedaan nyata antara nilai mereka dengan nilai prestasi akademik sekolahnya.Gangguan ini tampak pada tiga gejala pokok permasalahan yaitu tidak teliti dalam membaca, membacanya dengan lambat, dan pemahaman yang buruk dalam membaca.
3.                  Gangguan artikulasi
Anak-anak yang bicaranya tak jelas atau sulit ditangkap dalam istilah psikologi atau psikiatri disebut mengalami gangguan artikulasi atau fonologis.Namun gangguan ini masih wajar terjadi karena tergolong gangguan perkembangan. Dengan bertambah usia diharapkan gangguan ini bisa diatasi.
Penyebab dari gangguan ini bisa dikarenakan faktor usia yang akibatnya alat bicara atau otot-otot yang digunakan untuk berbicara belum lengkap atau belum berkembang sempurna.anak yang kecerdasannya tak begitu baik, perkembangan bicaranya umumnya juga akan terganggu berarti ada susunan saraf yang mengalami gangguan. Tak kalah penting lingkungan, terutama bila anak tidak atau kurang dilatih berbicara secara benar. Bila penyebabnya kurang latihan atau stimulasi , akan lebih mudah dan relative lebih cepat penyembuhannya asal mendapatkan penangan yang baik. Namun, bila dikarenakan gangguan neurologis, perlu dikonsultasikan ke ahli neurologi.
4.                  Austisme
Disebut juga Autistic Spectrum Disorder(ASD), hingga kini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Meski demikian, saat ini sudah ada beberapa langkah tepat untuk penderita autis agar dapat memiliki kemampuan bersosialisasi , bertingkah laku dan berbicara.
5.                  Gangguan pencernaan, penyebab utama kesulitan makan
Pemberian makan pada anak memang sering menjadi masalah buat orang tua atau pengasuh anak.Kesulitan makan sering dan biasanya berlangsung lama dianggap biasa.Sehingga akhirnya timbul komplikasi dan gangguan tumbuh kembang pada anak.Salah satu keterlambatan penanganan masalah tersebut adalah pemberian vitamin tanpa mencari penyebabnya sehingga kesulitan makan tersebut berkepanjangan.pengertian kesulitan makan adalah jika anak tidak mau atau menolak atau makan, atau mengalami kesulitan mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu. Secara umum penyebab umum kesulitan makan pada anak dibedakan dalam 3 faktor, diantaranya adalah hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut dan pengaruh psikologis.
6.            Depresi pada anak
Gangguan depresi pada anak sebelumnya tidak terlalu dikenali dan biasanya dianggap sebagai gangguan mood yang normal pada fase perkembangan.Keraguan ini disebabkan karena anak dan remaja dianggap belum matang secara psikologis dan kognitif, anak perempuan cenderung menjadi penderita depresi lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki.beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap etiologi depresi, khususnya pada anak dan remaja adalah faktor genetic dan faktor social.
7.      Gangguan saraf bisa pengaruhi proses persepsi anak
Gangguan saraf yang dialami anak bisa mempengaruhi proses persepsi atau pemrosesan informasi anak tersebut, sehingga ia tidak dapat merasakan adanya perhatian yang diarahkan padanya. Contohnya ada kasus seseorang bayi yang rewel terus karena dalam tubuhnya terdapat unsur cocaine atau zat addictive yang sudah mempengaruhi pertumbuhan struktur saraf otak sejak masa konsepsi (  pembentukan jaringan ).
8.            Masalah  Ngompol Pada Anak
Ngompol atau sering juga disebut dengan nocturnal enuresis ialah pengeluaran urine yang tidak disadari pada saat tidur.Terkadang definisi ngompol juga digunakan untuk menyebut anak yang gagal mengontrol pengeluaran urine. Ada 2 jenis ngompol menurut terjadinya yaitu :
a.       Ngompol Primer
Ngompol yang terjadi sejak bayi , masalah utama pada ngompol primer yang dihadapi oleh anak-anak pengompol primer adalah ketidakmampuan otak untuk menangkap sinyal yang dikirimkan oleh kandung kencing yang sudah penuh saat sang anak terlelap.
b.       Ngompol sekunder
Ngompol yang kembali terjadi setelah sang anak tidak pernah ngompol lagi minimal 6 bulan. Penyakit yang menyebabkan ngompol sekunder adanya infeksi saluran kemih, gangguan metabolism (kencing manis usia dini), tekanan berlebihan pada kandung kemih, dan gangguan saraf tulang belakang.
9.      Kesulitan Belajar
Karena masalah anak yang lamban belajar berbeda-beda, maka sulit untuk menetapkan secara akurat masalah yang sebenarnya, bahkan juga belum ada data angka yang tepat dari hasil terapi bagi anak yang lamban belajar.Dari sudut pandnag kedokteran, kelambanan anak dalam bealajar dianggap berhubungan erat dengan ketidaknormalan dalam otak. Oleh sebab itu, mereka menjelaskan adanya  luka pada otak, kurang darah, dan ketidaknormalan dalam saraf sebagai unsur penyebab kelambanan dalam belajar.
10.  Gagap
Gagap adalah suatu gangguan dalam berbicara. Anak usia 2 sampai 5 tahun sering mengulang-ulang kata-kata atau bahkan seluruh kalmat yang diucapkan kepadanya. Banyak orang tua menganggap bahwa gagap disebabkan oleh cara mendiddik anak atau pada pola pengasuhan orang tua yang salah. Tetapi menurut para ahli, gagap tidak disebabkan oleh perilaku orang tua, penyebab gagap smapai saat ini belum dapat dijelaskan secara pasti.



Disusun Oleh Lilis Suryani 



Terimakasih Kepada Dosen Pengampu Zaidir, ST., MCs.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar