KONSEP SAKIT
1. Pengertian
Sakit
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam
aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani, maupun sosial (Perkin’s).
Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu
keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial,
dan spritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan
kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian (Zaidin Ali,
1998).
Sakit adalah suatu keadaan dimana fungsi
fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau spritual seseorang
berkurang atau terganggu bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya (Potter,
2005).
Kesakitan adalah perasaaan tidak nyaman
seseorang yang mendorongnya untuk memeriksakan kesehatan, mencari pengobatan,
dan perawatannya (Zaidin Ali, 1998).
2. Keadaan
Sehat- Sakit
Rentang sehat-sakit yaitu status kesehatan seseorang
terletak antara dua kutub, yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status
kesehatan kita bergerak kearah kematian maka kita berada dalam area sakit (illness area), dan apabila status
kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (Wellness area). Jadi, status kesehatan
selalu dinamis dan berubah setiap saat.

3.
Rentang Sakit
Rentang sakit merupakan rangkaian dalam
konsep sehat-sakit. Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit,
sakit kronis dan kematian. Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya
seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau
sebagian, serta terganggunya proses penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa
dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal dimana individu sebagai
totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial.
Sakit dapat diketahui dari adanya suatu gejala yang dirasakan serta
terganggunya kemampuan individu untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan pengertian sakit diatas,
maka muncul suatu istilah yang dikatakan sebagai penyakit. Menurut pandangan
medis penyakit dapat digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang
mengakibatkan berkurangnya kapasitas tubuh sehingga responnya dapat berupa
sakit.
Selain itu sakit dapat diartikan sebagai
hasil dari interaksi antara seseorang dengan lingkungan, dimana terjadinya
kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan sehingga menimbukan ketidak
seimbangan antara faktor host, agent dan lingkungan.
4.
Konsep Trias Epidemiologi
Penyakit adalah hasil dari interaksi komplek
(keseimbangan) antara tiga faktor yaitu agent, host, dan lingkungan.Segitiga
epidemiologi merupakan teori dasar yang terkenal sejak disiplin ilmu
epidemiologi mulai di gunakan di dunia, yang menggambarkan hubungan dari ketiga
faktor penyebab penyakit yaitu host, agent, dan lingkungan.Terjadinya suatu
penyakit sangan tergantung dari keseimbangan dan interaksi ketiganya.

a.
Host
Host
atau penjamu ialah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor
resiko untuk terjadinya suatu penyakit.Faktor ini disebabkan oleh faktor
intrinsic. Komponen dari faktor penjamu yang biasanya menjadi faktor untuk
timbulnya suatu penyakit sebagai berikut :
1)
Umur, misalnya usia lanjut lebih rentan
untuk terkena penyakit karsinoma, jantung dan lain-lain dari pada yang usia
muda.
2)
Jenis kelamin, misalnya penyakit kelenjar
gondok, diabetes mellitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks
yang hanya terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi
pada laki-laki atau yang terjadi pada laki-laki seperti hiprtensi, jantung dan
lain-lain.
3)
Ras, suku atau etnik. Misalnya pada ras
kulit putih dan ras kulit hitam yang beda kerentanannya terhadap suatu
penyakit.
4)
Genetik, misalnya penyakit yang menurun
seperti hemofilia dan buta warna.
5)
Status kesehatan umum termasuk status
gizi.
b.
Agent
Agent
adalah suatu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit.Yang disebabkan
oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang dikarenakan oleh mikroorganisme
(virus, bakteri, jamur, parasite, protozoa). Unsur nutrisi karena bahan makanan
yang tidak memenuhi standar gizi yang di tentukan, unsur kimiawi yang
disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon
monokside, obat-obatan, pestisida), unsur fisika yang disebabkan oleh panas,
benturan, dan lain-lain, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan keturunan. Demikian juga dengan unsur
kebiasaan hidup (merokok, alcohol dan lain-lain).Perubahan hormonal dan unsur
fisiologis seperti kehamilan persalinan dan lain-lain. Komponen dari faktor
agent yaitu :
1)
Kondisi lingkungan
2)
Virulensi (mikroba)
3)
Infektifitas (mikroba)
4)
Toksisitas (toksin).
c.
Environment (lingkungan)
Faktor lingkungan adalah faktor yang
ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit, hal ini karena faktor dari luar.
Faktor lingkungan ini dibagi menjadi :
1)
Lingkungan biologis (flora dan fauna)
2)
Lingkungan fisik (udara, keadaaan tanah,
geografis, air, zat kimia, polusi, dan radiasi)
3)
Lingkungan sosial ekonomi, sistem
ekonomi yang berlaku yang mengacu pada pekerjaan seseorang dan berdampak pada
penghasilan yang akan berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Selain itu juga
yang menjadi masalah adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada masalah
keadaan kepadatan penduduk rumah tangga, sistem pelayanan setempat, kebiasaan
hidup masyarakat, bentuk organisasi masyarakat yang semuanya dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan terutama munculnya berbagai penyakit.
Komponen
dari faktor lingkungan :
1)
Kepadatan penduduk
2)
Perpindahan penduduk
3)
Tempat tinggal (misalnya ventilasi,
sanitasi)
4)
Keadaaan
lingkungan (misalnya suhu, kelembaban, kecepatan angin).
5.
Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Sakit
a.
Variabel Internal
Variabel internal yang penting dan dapat
mempengaruhi perilaku pada saat klien sakit antara lain persepsi mereka
terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami. Jika klien merasa yakin bahwa
gejala sakit tersebut dapat mengganggu kehidupan rutinnya sehari-hari, maka
mereka lebih cenderung mencari bantuan kesehatan dibandingkan bila klien tidak
memandang gejala tersebut dapat menjadi suatu gangguan baginya. Individu yang mungkin
merasa takut mengalami sakit yang serius, bereaksi dengan cara menyangkalnya
dan tidak mau mencari bantuan kesehatan. Perilaku sakit klien dapat juga
disebabkan oleh asal penyakit yang dialaminya.
b.
Variabel Eksternal
Variabel eksternal yang mempengaruhi perilaku sakit klien terdiri dari gejala yang
dapat dilihat, kelompok sosial, latar belakang budaya, variabel ekonomi,
kemudahan akses ke dalam sistem pelayanan kesehatan, dan dukungan sosial.
Gejala
yang dapat dilihat dari suatu penyakit dapat berpengaruh pada citra tubuh dan
perilaku sakit. Kelompok sosial klien mungkin akan membantu mereka untuk
mengenai ancaman penyakit, atau memberi dukungan pada klien untuk menyangkal
potensi terjadinya suatu penyakit. Interakasi klien dengan anggota keluarga, teman
sebaya dan orang lain mungkin dapat menghasilkan hal yang sama. Perilaku sakit
dapat di interpretasikan dan dijelaskan menurut pengalaman dan harapan pribadi.
Latar belakang budaya dan etik mengajarkan seorang individu bagaimana menjadi
sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Pemberian arti sehat dan sakit
berhubungan dengan nilai ikatan budaya dasar yang digunakan oleh seseorang
untuk mendefinisikan pengalaman dan persepsi yang diterimanya.
Akses klien ke dalam sistem pelayanan
kesehatan sangat erat hubungannya dengan pengaruh faktor ekonomi. Sistem
pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem sosioekonomi dimana klien harus
masuk, berinteraksi dengannya dan kemudian ke luar dari sistem tersebut.
6.
Tahapan
Proses Sakit
a.
Tahap Gejala
Tahap ini merupakan tahapan awal
seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman
terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik
seprti adanya perasaan nyeri, panas dan lain-lain sebagai manisfestasi
terjadinya ketidakseimbangan dalam tubuh. Setiap gejala timbul sebagai
manisfestasi fisik.
b.
Tahap Asumsi terhadap Sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan
interpretasi terhadap sakit yang dialaminya dan akan merasakan keragu-raguan
pada kelainan atau gangguan yang dirasakan pada tubuhnya. Setelah
menginterpretasi gejala itu, maka seseorang akan merspon dalam bentuk emosi
terhadap gejala tersebut seperti merasakan ketakutan atau kecemasan tersebut,
kemudian dilakukan proses konsultasi dengan orang sekitar atau orang yang
dianggap lebih mengetahui atau datang ke tempat pengobatan. Tahap ini dapat berakhir dengan ditemukan
gejala yang pasti dan terjadi perubahan dari sakitnya. Proses ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengetahuan atau pengalaman masa
lalu.
c.
Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahapan ini seseorang telah mengadakan
hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi
kesehatan seperti dokter, perawat atau lainnya yang dilakukan atas inisiatif
dirinya sendiri. Proses pencarian informasi ini dilakukan untu mencari
pembenaran keadaan sakitnya, kemudian untuk mengetahui gejala-gejala yang tidak
dimengerti oleh klien dan adanya keyakinan bahwa dirinya akan lebih baik. Jika
setelah konsultasi tidak ditemukan lagi gejala yang ada, maka klien menggap
dirinya telah sembuh. Namun apabila gejala tersebut muncul kembali, maka
dirinya akan kembali datang ke pelayanan kesehatan.
d.
Tahap ketergantungan
Tahapan ini terjadi setelah seseorang
diangap mengalami suatu penyakit yang tentunya akan mendapatkan bantuan
pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai ketergantungan dalam
pengobatan akan tetapi tidak semua orang mempunyai tingkat keergantungan yang
sama melainkan berbeda berdasarkan tingkat kebutuhannya. Kondisi ini juga dapat
dipengaruhi, oleh tingkat penyaitnya. Tahapan ini dapat dilakukan dengan
pengkajian kebutuhan terhadap ketergantungan dan dapat diberikan suport agar
seseorang mengalami kemandirian.
e.
Tahap penyembuhan
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir
menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi, dimana seseorang akan
melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali
berperan seperti sebelum sakit serta adanya persiapan untuk berfungsi dalam
kehidupan sosial. Peran tenaga kesehatan disini dengan membantu klien untuk
meningkatkan kemandirian serta memberiakan harapan dan kehidupan menuju
kesejahteraan.
7.
Dampak sakit
Dampak sakit dapat terjadi pada individu
yang telah mengalami sakit baik yang dirawat di rumah maupun dirawat di rumah
sakit. Dampak tersebut dapat terjadi pada individu, keluarga, atau masyarakat.
Dampak
– dampak tersebut antara lain :
a.
Terjadi perubahan peran pada keluarga :
selama sakit peran dalam keluarga akan mengalami gangguan mengingat terjadi
pergantian peran dari salah satu anggota keluarga yang mengalami sakit.
b.
Terjadinya gangguan psikologis : keadaan
ini dapat mengakibatkan terjadinya stres (ketegangan) sampai mengalami
kecemasan yang berat, apabila psikologisnya tidak disiapkan dengan baik. Proses
terganggunya psikologis ini diawali dengan adanya konflik terhadap dirinya
seperti kecemasan, ketakutan dan lain-lain.
c.
Masalah keuangan : dampak ini jelas akan
terjadi karena adanya beberapa pengeluaran keuangan yang sebelumnya tidak
diduga selama sakit mengingat biaya pengobatan dan obat-obatan cukup mahal.
d.
Kesepian akibat perpisahan : dampak ini
dapat terjadi pada seseorang yang sebelumnya selau berkumpul dengan keluarga,
namun ketika sakit orang tersebut harus dirawat dan berpisah dari keluarganya.
e.
Terjadinya perubahan kebiasaan sosial :
ini jelas terjadi mengingat selama dirumah interaksi dilingkungan masyarakat
selalu terjadi akan tetapi ketika seseorang sakit seluruh aktivitas sosialnya
akan mengalami perubahan.
f.
Terjadinya perubahan kebiasaan sosial:
privasi seseorang dapat ditunjukan pada perasaan menyenangkan yang
merepleksikan tingkat penghargaan seseorang. Perasaan menyenangkan ini akan
mengalami gangguan karena aktivitasnya terbatas dengan kehidupan dirumah sakit
serta kebutuhannya terganggu sehingga membuat perasaan menjadi tidak
menyenangkan yanng mengakibatkan penghargaan sosial sulit dicapai.
g.
Otonomi : telah disediakannya segala
kebutuhan bagi pasien dirumah sakit mengakibatkan menurunnya kemampuan
aktivitas pasien karena keadaan untuk mandiri dan mengatur sendiri sulit
dicapai sehingga pasien akan selalu memiliki ketergantungan.
h.
Terjadi perubahan gaya hidup: adanya
peraturan dan ketentuan dari rumah sakit khususnya perilaku sehat serta aturan
dalam makan. Obat dan aktivitas agar seseorang akan mengalami perubahan dalam
gaya hidupnya yakni selalu hati-hati dan menghindari hal-hal yang dilarang
sesuai dengan ketentuan proses pengobatan dan perawatan.
8.
Perilaku Orang Sakit
Selain dampak yang terjadi akibat
keadaan sakit atau dirawat di rumah sakit, seseorang pun selama sakit akan
mengalami perubahan dalam berperilaku yang berdampak pada dirinya.
Adapun
perubahan perilaku yang terjadi selama sakit antara lain:
a.
Adanya perasaan ketakutan
Perubahan
perilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan ditandai adanya perasaan
takut sebagai dampak dari sakit. Apabila sikap penerimaan terhadap sakitnya
serta dampak yang ditimbulkan belum dapat diterima secara penuh pada seseorang
yang mengalami sakit, maka orang tersebut akan terhantui perasaan ketakutan dan
hal ini apabila dibiarkan akan mengganggu status mental seseorang.
b.
Menarik diri
Pada
orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat kecemasan yang
dialami seseorang pun akan berbeda. Untuk mengurangi kecemasan, maka seseorang
akan berperilaku menarik diri seperti diam jika tidak diberi pertanyaan. Hal
tersebut sebagai bentuk upaya menghindari kecemasan.
c.
Egosentris
Perilaku
ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukkan dengan selalu banyak
mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang lain
atau memikirkan orang lain. Perilaku ini juga ditunjukkan dengan selalu ingin
bercerita tentang penyakitnya.
d. Sensitif
terhadap persoalan kecil
Pada
orang sakit perubahan perilaku ini biasanya selalu ditimbulkan dengan selalu
mempersoalkan hal-hal yang kecil sebagai dampak terganggunya psikologis seperti
selalu mengomel jika keadaan tersebut tidak sesuai dengan dirinya.
e.
Reaksi emosional tinggi
Perilaku
ini dapat ditunjukkan dari seseorang yang mengalami sakit dengan mudah
menangis, tersinggung, marah serta tuntutan perhatian yang lebih dari orang
sekitar.
f. Perubahan
persepsi
Terjadinya
perubahan persepsi selama sakit ini dapat ditunjukkan dengan timbul persepsi
bahwa dokter dan perawat adalah orang yang dapat membantu untuk menyembuhkannya
sehingga menaruh harapan sangat besar pada dokter dan perawat tersebut.
g. Berkurangnya
minat
Perubahan
perilaku yang ditunjukkan pada seseorang yang mengalami sakit ini adalah
berkurangnya minat karena terjadi stres (ketegangan) yang diakibatkan penyakit
yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perawat dalam
lingkup paradigma keperawatan selama rentang sehat-sakit adalah dengan
mengadakan tindakan pencegahan baik primer, sekunder maupun tersier. Pencegahan
primer dapat meliputi upaya perlindungan khusus dan perlindungan terhadap
kesehatan agar terhindar dari berbagai penyakit, tindakan ini dilakukan pada
rentang sehat. Tindakan pencegahan sekunder dan tersier dilakukan dengan
penegakan diagnosis secara dini dan pengobatan yang tepat serta mencegah dari
terjadinya komplikasi dari berbagai penyakit yang ditimbulkan dan melakukan
rehabilitasi selama rentang sakit.
Disusun Oleh Lilis Suryani
Terimakasih Kepada Dosen Pengampu Zaidir, ST., MCs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar