PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI
1.
Pengertian Pencegahan Infeksi
Infeksi merupakan
bagian terpenting dari setiap komponen perawatan bayi baru lahir. Bayi baru
lahir sangat rentan terhadap infeksi. Sebab sistem imunitasnya masih kurang
sempurna. Konsekuensi akibat tidak mengikuti prinsip pencegahan infeksi
biasanya sangat merugikan.
2. Tujuan Infeksi dalam Pelayanan Asuhan Kebidanan
Tujuan Pencegahan
Infeksi (PI) adalah melindungi ibu, BBL, keluarga, penolong persalinan dan
tenaga kesehatan lain sehingga mengurangi infeksi karena bakteri, Virus, dan
Jamur. PI juga bertujuan untuk menurunkan resiko penularan penyakit berbahaya
(hepatitis, HIV/AIDS). Ada beberapa tindakan yang akan sering kita temui dalam
PI, yang perlu diketahui pengertiannya. Tindakan tersebut antara lain adalah
asepsis, tehnik aseptik, antiseptik, dekontaminasi, desinfeksi, cuci bilas,
desinfeksi tingkat tinggi, dan sterilisasi.
3. Universal
precautions
Adalah teknik pengendalian infeksi yang
dianjurkan mengikuti wabah AIDS di tahun 1980-an. Setiap pasien diperlakukan
sebagai jika tindakan pencegahan terinfeksi dan karena itu dilakukan untuk
meminimalkan risiko.
Pada dasarnya, Universal precautions
kebiasaan kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan dan penggunaan sarung
tangan dan hambatan lainnya, penanganan yang tepat pada jarum suntik
dan pisau bedah dan teknik aseptik.
Peralatan yang digunakan
a. Sarung tangan
b. Kacamata
c.
Masker
d.
Celemek
Tujuan Universal Precautions
Tujuan Universal Precautions
Universal precautions perlu diterapkan dengan
tujuan :
a. Mengendalikan infeksi secara konsisten Universal precautions merupakan
upaya pengendalian infeksi yang harus diterapkan dalam pelayanan kesehatan
kepada semua pasien, setiap waktu, untuk mengurangi risiko infeksi yang
ditularkan melalui darah.
b. Memastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak didiagnosis atau
tidak terlihat seperti berisiko Prinsip universal precautions diharapkan akan
mendapat perlindungan maksimal dari infeksi yang ditularkan melalui darah 10 11
maupun cairan tubuh yang lain baik infeksi yang telah diagnosis maupun yang
belum diketahui.
c. Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien Universal
precautions tersebut bertujuan tidak hanya melindungi petugas dari risiko
terpajan oleh infeksi HIV namun juga melindungi klien yang mempunyai
kecenderungan rentan terhadap segala infeksi yang mungkin terbawa oleh petugas.
d. Asumsi bahwa risiko atau infeksi berbahaya Universal precautions ini
juga sangat diperlukan untuk mencegah infeksi lain yang bersifat nosokomial
terutama untuk infeksi yang ditularkan melalui darah / cairan tubuh.
4.
Definisi Tindakan dalam Pencegahan Infeksi
Asepsis adalah suatu
tindakan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam tubuh.
a.
Tehnik Aseptik adalah
suatu tindakan membuat prosedure lebih aman dengan menurunkan jumlah atau
menghilangkan seluruh mikroorganisme pada kulit, jaringan dan instrumen hingga
tingkat yang aman.
b.
Antiseptis adalah
suatu tindakan Pencegahan Infeksi dengan cara membunuh / menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit/ jaringan tubuh.
c.
Dekontaminasi adalah
suatu tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat
menangani secara aman berbagai benda yang terkontaminasi darah, cairan tubuh.
d.
Mencuci dan membilas
adalah suatu tindakan untuk menghilangkan darah, cairan tubuh atau benda asing
dari kulit/ instrumen.
e.
Desinfeksi adalah
suatu tindakan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme pada benda mati/
instrumen.
f.
Desinfeksi Tingkat
Tinggi/ DTT adalah suatu tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme
kecuali endospora bakteri.
g.
Sterilisasi adalah
suatu tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme termasukendospora pada
benda mati/ instrumen.
5.
Prinsip-Prinsip Pencegahan Infeksi :
a. Setiap orang harus dianggap menularkan penyakit
b.
Setiap orang harus
dianggap beresiko terkena infeksi
c.
Permukaan benda yang
akan dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tidak utuh harus
dianggap terkontaminasi dan harus diproses secara benar
d.
Jika ragu alat/ benda
telah diproses maka alat/ benda tersebut dianggap terkontaminasi.
e.
Resiko infeksi tidak
bisa dihilangkan total, tapi dikurangi sekecil mungkin dengan menarapkan PI
secara benar dan konsisten.
6.
Tindakan- Tindakan Pencegahan Infeksi
a. Membersihkan tangan
b. Cuci tangan dengan sabun, air atau menggunakan cairan pembersih
tangan berbasisi alkohol :
·
Sebelum dan sesudah
merawat bayi dan melakukan tindakan.
·
Sesudah melepaskan
sarung tangan.
·
Sesudah memegang
instrumen atau barang yang kotor.
c. Cara cuci tangan :
· Basahi ke dua tangan
· Cuci tangan selama 10-15 detik dengan sabun dan air mengalir
· Biarkan tangan kering di udara atau dikeringkan dengan kertas
bersih atau handuk pribadi.
Membersihkan tangan
dengan cairan berbassis alkohol (dibuat dari 2 ml gliserin dan 100 ml alkohol
60%) lebih efektif di bandingkan dengan cuci tangan, kecuali kalau tangan
memang kelihatan kotor. Cara membersihkan tangan dengan memakai cairan
pembersih tangan berbasis alkohol :
· Basahi seluruh permukaan tangan dan jari dengan cairan
pembersih tangan
· Basuh atau gosokkan cairan ke tangan sampai kering.
d. Memakai sarung tangan dan perlengkapan perlindungan lain
· Ganti sarung tangan untuk setiap ibu dan BBL
· Proses sarung tangan jangan > 3x proses
· Sarung tangan steril/ DTT dipergunakan untuk tindakan yang
kontak dengan jaringan dibawah kulit
· Sarung tangan bersih dipergunakan untuk menangani darah dan
cairan tubuh
· Sarung tangan tebal dipergunakan untuk cuci peralatan,
menangani sampah
e. Menggunakan tehnik aseptik
Penggunaan pelindung
diri, antisepsis (cuci tangan, pengelolaan larutan antiseptik), menjaga tingkat
sterilitas/ DTT.
· Memproses alat bekas pakai (Dekontaminasi, cuci bilas, DTT/ sterilisasi)
· Menangani peralatan tajam dan aman
· Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (pengelolaan
sampah).
7.
Kewaspadaan Pencegahan Infeksi
Amati
praktek praktek di bawah ini yang melindungi ibu dan bayi, dan petugas
kesehatan terhadap infeksi. Berikut ini adalah hal hal yang harus di perhatikan
untuk mencegah penyebaran infeksi.
a.
Anggaplah setiap orang
(pasien atau kariawan) berpotensi menularkan infeksi.
b.
Cuci tangan atau
gunakan cairan cuci tangan dengan basis alkohol sebelum dan sesudah merawat
bayi.
c.
Gunakan sarung tangan
bila melakukan tindakan.
d.
Pakai pakaian
pelindung( misal celemek atau gaun dan lain lain bila di perkirakan akan
terjadi kontak dengan darah dan cairan tubuh lainnya.
e.
Bersihkan bila perlu
lakukan desinfeksi peralatan dan barang yang sudah di gunakan sebelum daur
ulang.
f.
Bersihkan ruang
perawatan pasien secara rutin.
g.
Letakkan bayi yang
mungkin dapat mengkontaminasi lingkungan( misal bayi dengan diare yang
infeksius) di dalam ruang khusus.
8.
Perlengkapan Pelindungan Pribadi
Cegah
paparan terhadap infeksi dengan menggunakan barier atau pelindung untk
melindungi diri dari semburan dan jejas dari benda tajam.
a. Bila mungkin pakai sepatu tertutup, jangan telanjang kaki.
b.
Bila sarung tangan di
perlukan untuk melakukan tindakan, pasang sarung tangan setelah di gunakan.
Gumakan sarung tangan yang berbeda untuk setiap situasi :
·
Gunakan sarung tangan
steril atau sarung tangan desinfeksi tingkst tinggi bila memegang atau kontak
dengn kulit lecet, jaringan di bawah kulit atau darah.
·
Gunakan sarung tangan yang
berrsih bila ada kontak dengan membrrane mukosa atau cairan tubuh (misal
mengambil sampel darah).
·
Gunakan sarung tangan
tebal dan bahan karet atau lateks untuk memengang barang terkontaminasi serta
akan membersihkan membuang kotoran.
c.
Sarung tangan sekali
pakai sangat di anjurkan di beberapa tempat karena keterbatasan sarana sarung
tangan untuk tindakan bedah dapat di pakai ulang setelah
d.
Dilakukan
dekontaminasi dengan merndam di dalam larutan klorin 0,5% selama
seepuluh menit.di cuci dan di bilas.
e.
Disterilkan dengan
autoklat untuk membunuh organisme atau di desinffeksi tingkat tinggi dengan
cara di rebus atau di kukus (un membunuh organisme kecuali beberapa bakteri
endospora).
f.
Catatan bila sarung
tangan sudah
di pakai ulang, tidak boleh lebih dari 3 kali karena di
khawatirkan terladi robekan yang tidak dapat di lihat.
9.
Cara Lain Mencegah Infeksi
a. Ruang perawatan bayi resiko dialokasida di daerah yang tidak
terlalu banyak di lewati orang dan jalur masuk terbatas.
b. Bila mungkin, sediakan ruangan khusus untuk bayi baru lahir.
c. Yakinkan bahwa tenaga yang berhubungan langsung dengan bayi
baru lahir telah di imunisasi rubella ,campak, hepatitis b dan parotitis serta
mendapatkan vaksin influza setiap tahun
d. Tenanga yang mempunyai lesi atau infeksi kulit tidak boleh
datang dan berhubungan langsung dengan bayi yang baru lahir.
e. Pengunjung atau staf yang sedang menderita infeksi akut
(misalnya virus pernafasan) tidak diperbolehkan masuk ke runag perawatan bayi
beresiko tinggi.
f. Hindari staf yang berlebihan atau kurang jangan meletakkan
bayi dalann bok atau inkubator yang sama.
g. Batasi jumlah tenaga-tenaga yang menangani bayi.
Disusun Oleh Lilis Suryani
Terimakasih Kepada Dosen Pengampu Zaidir, ST., MCs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar