Minggu, 21 Juli 2019

Pencegahan Infeksi


PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI

1.      Pengertian Pencegahan Infeksi
Infeksi merupakan bagian terpenting dari setiap komponen perawatan bayi baru lahir. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Sebab sistem imunitasnya masih kurang sempurna. Konsekuensi akibat tidak mengikuti prinsip pencegahan infeksi biasanya sangat merugikan.
2.      Tujuan Infeksi dalam Pelayanan Asuhan Kebidanan
Tujuan Pencegahan Infeksi (PI) adalah melindungi ibu, BBL, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lain sehingga mengurangi infeksi karena bakteri, Virus, dan Jamur. PI juga bertujuan untuk menurunkan resiko penularan penyakit berbahaya (hepatitis, HIV/AIDS). Ada beberapa tindakan yang akan sering kita temui dalam PI, yang perlu diketahui pengertiannya. Tindakan tersebut antara lain adalah asepsis, tehnik aseptik, antiseptik, dekontaminasi, desinfeksi, cuci bilas, desinfeksi tingkat tinggi, dan sterilisasi.
3.      Universal precautions
Adalah teknik pengendalian infeksi yang dianjurkan mengikuti wabah AIDS di tahun 1980-an. Setiap pasien diperlakukan sebagai jika tindakan pencegahan terinfeksi dan karena itu dilakukan untuk meminimalkan risiko. Pada dasarnya, Universal precautions kebiasaan kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan dan hambatan lainnya, penanganan yang tepat pada jarum suntik  dan pisau bedah dan teknik aseptik.
Peralatan yang digunakan
a.      Sarung tangan
b.      Kacamata
c.      Masker
d.     Celemek
     Tujuan Universal Precautions
 Universal precautions perlu diterapkan dengan tujuan :
a.    Mengendalikan infeksi secara konsisten Universal precautions merupakan upaya pengendalian infeksi yang harus diterapkan dalam pelayanan kesehatan kepada semua pasien, setiap waktu, untuk mengurangi risiko infeksi yang ditularkan melalui darah.
b.    Memastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak didiagnosis atau tidak terlihat seperti berisiko Prinsip universal precautions diharapkan akan mendapat perlindungan maksimal dari infeksi yang ditularkan melalui darah 10 11 maupun cairan tubuh yang lain baik infeksi yang telah diagnosis maupun yang belum diketahui.
c.    Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien Universal precautions tersebut bertujuan tidak hanya melindungi petugas dari risiko terpajan oleh infeksi HIV namun juga melindungi klien yang mempunyai kecenderungan rentan terhadap segala infeksi yang mungkin terbawa oleh petugas.
d.    Asumsi bahwa risiko atau infeksi berbahaya Universal precautions ini juga sangat diperlukan untuk mencegah infeksi lain yang bersifat nosokomial terutama untuk infeksi yang ditularkan melalui darah / cairan tubuh.
4.      Definisi Tindakan dalam Pencegahan Infeksi
Asepsis adalah suatu tindakan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam tubuh.
a.    Tehnik Aseptik adalah suatu tindakan membuat prosedure lebih aman dengan menurunkan jumlah atau menghilangkan seluruh mikroorganisme pada kulit, jaringan dan instrumen hingga tingkat yang aman.
b.    Antiseptis adalah suatu tindakan Pencegahan Infeksi dengan cara membunuh / menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit/ jaringan tubuh.
c.    Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman berbagai benda yang terkontaminasi darah, cairan tubuh.
d.   Mencuci dan membilas adalah suatu tindakan untuk menghilangkan darah, cairan tubuh atau benda asing dari kulit/ instrumen.
e.    Desinfeksi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme pada benda mati/ instrumen.
f.     Desinfeksi Tingkat Tinggi/ DTT adalah suatu tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri.
g.    Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme termasukendospora pada benda mati/ instrumen.
5.      Prinsip-Prinsip Pencegahan Infeksi :
a.       Setiap orang harus dianggap menularkan penyakit
b.      Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi
c.       Permukaan benda yang akan dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tidak utuh harus dianggap terkontaminasi dan harus diproses secara benar
d.      Jika ragu alat/ benda telah diproses maka alat/ benda tersebut dianggap terkontaminasi.
e.       Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan total, tapi dikurangi sekecil mungkin dengan menarapkan PI secara benar dan konsisten.
6.      Tindakan- Tindakan Pencegahan Infeksi
a.       Membersihkan tangan
b.      Cuci tangan dengan sabun, air atau menggunakan cairan pembersih tangan berbasisi alkohol :
·        Sebelum dan sesudah merawat bayi dan melakukan tindakan.
·        Sesudah melepaskan sarung tangan.
·        Sesudah memegang instrumen atau barang yang kotor.
c.       Cara cuci tangan :
·       Basahi ke dua tangan
·       Cuci tangan selama 10-15 detik dengan sabun dan air mengalir
·      Biarkan tangan kering di udara atau dikeringkan dengan kertas bersih atau handuk pribadi.
Membersihkan tangan dengan cairan berbassis alkohol (dibuat dari 2 ml gliserin dan 100 ml alkohol 60%) lebih efektif di bandingkan dengan cuci tangan, kecuali kalau tangan memang kelihatan kotor. Cara membersihkan tangan dengan memakai cairan pembersih tangan berbasis alkohol :
·      Basahi seluruh permukaan tangan dan jari dengan cairan pembersih tangan
·      Basuh atau gosokkan cairan ke tangan sampai kering.
d.      Memakai sarung tangan dan perlengkapan perlindungan lain
·      Ganti sarung tangan untuk setiap ibu dan BBL
·      Proses sarung tangan jangan > 3x proses
·      Sarung tangan steril/ DTT dipergunakan untuk tindakan yang kontak dengan jaringan dibawah kulit
·      Sarung tangan bersih dipergunakan untuk menangani darah dan cairan tubuh
·      Sarung tangan tebal dipergunakan untuk cuci peralatan, menangani sampah
e.       Menggunakan tehnik aseptik
Penggunaan pelindung diri, antisepsis (cuci tangan, pengelolaan larutan antiseptik), menjaga tingkat sterilitas/ DTT.
·      Memproses alat bekas pakai (Dekontaminasi, cuci bilas, DTT/ sterilisasi)
·      Menangani peralatan tajam dan aman
·      Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (pengelolaan sampah).
7.      Kewaspadaan Pencegahan Infeksi
Amati praktek praktek di bawah ini yang melindungi ibu dan bayi, dan petugas kesehatan terhadap infeksi. Berikut ini adalah hal hal yang harus di perhatikan untuk mencegah penyebaran infeksi.
a.    Anggaplah setiap orang (pasien atau kariawan) berpotensi menularkan infeksi.
b.    Cuci tangan atau gunakan cairan cuci tangan dengan basis alkohol sebelum dan sesudah merawat bayi.
c.    Gunakan sarung tangan bila melakukan tindakan.
d.   Pakai pakaian pelindung( misal celemek atau gaun dan lain lain bila di perkirakan akan terjadi kontak dengan darah dan cairan tubuh lainnya.
e.    Bersihkan bila perlu lakukan desinfeksi peralatan dan barang yang sudah di gunakan sebelum daur ulang.
f.     Bersihkan ruang perawatan pasien secara rutin.
g.    Letakkan bayi yang mungkin dapat mengkontaminasi lingkungan( misal bayi dengan diare yang infeksius) di dalam ruang khusus.
8.      Perlengkapan Pelindungan Pribadi
Cegah paparan terhadap infeksi dengan menggunakan barier atau pelindung untk melindungi diri dari semburan dan jejas dari benda tajam.
a.    Bila mungkin pakai sepatu tertutup, jangan telanjang kaki.
b.    Bila sarung tangan di perlukan untuk melakukan tindakan, pasang sarung tangan setelah di gunakan. Gumakan sarung tangan yang berbeda untuk setiap situasi :
·      Gunakan sarung tangan steril atau sarung tangan desinfeksi tingkst tinggi bila memegang atau kontak dengn kulit lecet, jaringan di bawah kulit atau darah.
·      Gunakan sarung tangan yang berrsih bila ada kontak dengan membrrane mukosa atau cairan tubuh (misal mengambil sampel darah).
·      Gunakan sarung tangan tebal dan bahan karet atau lateks untuk memengang barang terkontaminasi serta akan membersihkan membuang kotoran.
c.    Sarung tangan sekali pakai sangat di anjurkan di beberapa tempat karena keterbatasan sarana sarung tangan untuk tindakan bedah dapat di pakai ulang setelah
d.   Dilakukan dekontaminasi dengan merndam di dalam larutan klorin 0,5% selama seepuluh menit.di cuci dan di bilas.
e.    Disterilkan dengan autoklat untuk membunuh organisme atau di desinffeksi tingkat tinggi dengan cara di rebus atau di kukus (un membunuh organisme kecuali beberapa bakteri endospora).
f.     Catatan bila sarung tangan  sudah di pakai ulang, tidak boleh lebih dari 3 kali karena di khawatirkan terladi robekan yang tidak dapat di lihat.
9.      Cara Lain Mencegah Infeksi
a.       Ruang perawatan bayi resiko dialokasida di daerah yang tidak terlalu banyak di lewati orang dan jalur masuk terbatas.
b.      Bila mungkin, sediakan ruangan khusus untuk bayi baru lahir.
c.       Yakinkan bahwa tenaga yang berhubungan langsung dengan bayi baru lahir telah di imunisasi rubella ,campak, hepatitis b dan parotitis serta mendapatkan vaksin influza setiap tahun
d.      Tenanga yang mempunyai lesi atau infeksi kulit tidak boleh datang dan berhubungan langsung dengan bayi yang baru lahir.
e.       Pengunjung atau staf yang sedang menderita infeksi akut (misalnya virus pernafasan) tidak diperbolehkan masuk ke runag perawatan bayi beresiko tinggi.
f.       Hindari staf yang berlebihan atau kurang jangan meletakkan bayi dalann bok atau inkubator yang sama.
g.      Batasi jumlah tenaga-tenaga yang menangani bayi.


Disusun Oleh Lilis Suryani 


Terimakasih Kepada Dosen Pengampu Zaidir, ST., MCs.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar